Selasa 13 Mar 2018 06:08 WIB

Pelemahan Saham Emiten Batu Bara Dinilai Hanya Sementara

Berbeda dari lainnya, saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) justru menguat.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Aktivitas di tambang batu bara. (ilustrasi)
Aktivitas di tambang batu bara. (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Sejumlah saham emiten batu bara masih melemah. Hal itu tampaknya masih terpengaruh oleh penetapan harga batu bara dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO).

Berdasarkan pantauan Republika, saham PT Atlas Resources Tbk (ARII) turun 5,56 persen atau 75 poin di level 1.275 per lembar saham pada siang tadi. Lalu di akhir perdagangan, saham ARII semakin terperosok, pelemahannya mencapai 7,41 persen atau 100 poin di posisi 1.250 per lembar saham.

Saham PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) pun masih melemah. Pada akhir perdagangan sesi pertama, saham BSSR turun 0,36 persen atau 10 poin di level 2.750 per lembar saham.

Kemudian pada pukul 14.42 WIB, saham tersebut berada di posisi 2.760 per lembar saham. Hanya saja, setelah itu tidak tampak adanya transaksi apa pun.

Saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) juga masih menurun. Setelah tadi siang ada di posisi 51 per lembar saham, sore ini ditutup melemah 1,96 persen atau 1 poin di level 50 per lembar saham.

Berbeda dari lainnya, saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) justru menguat. Siang tadi penguatannya mencapai 1,84 persen atau 40 poin di level 2.210 per  lembar saham.

Kemudian pada akhir perdagangan, ADRO ditutup menguat pula. Dengan kenaikan menembus 2,3 persen atau 50 poin di posisi 2.220 per lembar saham.

Analis Recapital Asset Management Kiswoyo Adi Joe menilai sentimen DMO hanya sementara. Dengan begitu, pelemahan beberapa saham emiten batu bara pun tidak akan berlangsung lama. "Sentimen sesaat saja. Paling lama satu sampai dua bulan saja sentimen DMO-nya," ujarnya kepada Republika, Senin, (12/3).

Analis Binaartha Securities Nafan Aji Gusta juga menganggap pelemahan harga saham emiten batu bara bersifat temporer. "Menurutku ketika ada wacana pemberlakuan DMO justru menimbulkan kekhawatiran bagi para pelaku pasar, sehingga mereka melepaskan saham-saham berbasis batubara," jelasnya kepada Republika, Senin, (12/3).

Hanya saja, kata dia, ketika peraturan DMO sudah disahkan pemerintah. Maka para pelaku pasar sudah ramai-ramai untuk masuk ke berbagai saham berbasis batubara. "Sehingga rata-rate pergerakan harga sahamnya mengalami rebound," tutur Nafan.

Sebagai informasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan hari ini. Penguatannya mencapai 1,05 persen atau 67,36 poin di level 6.500,69.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement