EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (PGN) (Persero) Tbk terus menunjukkan kinerja positif di tengah gairah industri minyak dan gas bumi (migas) yang lesu. Salah satunya terlihat dari peningkatan produksi gas blok Fasken yang terletak di Webb County, Texas bagian Selatan, Amerika Serikat.
Dari blok migas pertama di luar negeri yang dikelola, Saka Energi berhasil meningkatkan produksi nyaris dua kali lipat dari saat pertama kali perusahaan memperoleh hak partisipasi di blok tersebut pada 2014 silam. Saat Saka Energi masuk ke Fasken padal bulan Juli 2014 lalu, produksi gas lapangan itu hanya 30 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Kemudian di awal 2018, jumlah produksinya sudah lebih dari 200 MMSCFD.
"Terjadi kenaikan sebesar 566,66 persen dalam empat tahun kami beroperasi di sana," kata Direktur Utama Saka Energi Tumbur Parlindungan, Rabu (26/3) lalu, seperti dalam siaran persnya.
Meningkatnya jumlah produksi gas tersebut sejalan dengan kegiatan eksplorasi sumur baru, yang terus dilakukan Saka Energi di blok Fasken bersama mitranya Swift Energy. Tahun ini, Tumbur menyebut setidaknya ada 12 sumur yang akan di bor di Fasken dengan harapan bisa meningkatkan produksi shale gas sebesar 10 persen sampai akhir 2018 nanti.
Pionir dari Indonesia
Lapangan Fasken diperkirakan memilikan kandungan shale gas sekitar satu triliun cubic feet gas (TFC). Infrastruktur pipa gas yang mendukung lapangan ini memiliki kapasitas hingga 250 MMSCFD dan dapat melalui kilang LNG yang ada di Texas. Sebagai catatan, Saka Energi merupakan perusahaan Indonesia pertama yang memperoleh izin dari pemerintah Amerika Serikat untuk melakukan kegiatan pengeboran ekslorasi sampai produksi di wilayahnya.
Sebab, investasi yang dilakukan di blok Fasken merupakan investasi langsung pada lapangan gas dan bukan pembelian sebagian saham Swift Energy. Dengan demikian, Saka Energi terlibat langsung dalam proses shale gas di blok tersebut.
Hal ini sejalan dengan tujuan investasi Saka di blok ini yaitu menguasai teknologi manufacturing process dalam eksploitasi serta menyediakan sumber energi bagi kebutuhan Indonesia ke depan. "Dengan menjadi perusahaan nasional yang pertama kali melakukan pengeboran sampai produksi di Amerika Serikat, kami sama saja menancapkan bendera Indonesia di industri hulu migas Amerika," kata Tumbur.
Secara keseluruhan, Saka Energi memiliki 10 hak partisipasi di blok migas dalam negeri dan satu di luar negeri. Delapan dari 11 blok tersebut sudah berproduksi yaitu Blok Muara Bakau, Bangkanai, Pangkah, Ketapang, South East Sumatera, Muria, Sanga-Sanga, dan Blok Fasken yang berada di Amerika Serikat.
Sementara tiga blok lainnya belum menghasilkan minyak atau gas karena masih dalam tahap eksplorasi yakni Blok South Sesulu, West Bangkanai, dan Wokam II. Perseroan juga baru saja memenangkan Blok Pekawai dan Blok West Yamdena.
"Sebagai anak usaha PGN, Saka Energi akan terus mengambil inisiatif memperkuat sumber migas bagi ketahanan energi nasional. Dengan strategi investasi yang terukur, disiplin, dan hati-hati, Saka optimistis partisipasi di blok-blok migas ini akan memberikan nilai tambah yang optimal bagi perekonomian Indonesia," tutup Tumbur.