EKBIS.CO, MALANG -- Sejumlah warga Malang mengaku keberatan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pertalite naik dari Rp 8.000 menjadi Rp 8.150 per liter. Kenaikan ini dinilai akan mempengaruhi harga barang-barang lainnya.
"Sangat berat karena sebelum naik saja, semua sudah naik, apalagi dalam situasi saat ini," kata Warga Klojen Kota Malang, Aris Sugiarto kepada Republika.co.id, Senin (26/3).
Aris biasanya membeli pertalite sebesar Rp 20 ribu untuk dua hari. Dari harga sebesar itu, Aris hanya bisa mendapatkan BBM sekitar 2,3 liter pertalite. Dengan adanya kebijakan kenaikan itu, dia sangat berharap, pemerintah berpikir ulang perihal ini.
Baca juga, Ini Alasan Harga Pertalite Naik.
Keberatan atas kenaikan harga pertalite juga dirasakan oleh warga Malang lainnya, Ayu Mufidah. Meski lebih murah dibandingkan negara ASEAN lainnya, perempuan yang disapa Fida ini tetap tidak menyetujui kebijakan tersebut. Terlebih lagi, pertalite cukup nyaman untuk digunakan di mesin motor.
"Kalau harganya agak mahal begini, masyarakat semoga mau kembali pakai angkutan umum atau bersepeda," tambah dia.
Sebelumnya, PT Pertamina Persero telah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak jenis pertalite yang mulai berlaku sejak 24 Maret 2018 pukul 00.00 WIB. Unit Manager Communication and CSR PT Pertamina (Persero) MOR I, Rudi Arifianto saat dikonfirmasi di Pekanbaru, Ahad (25/3), membenarkan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak.
"Penyebab naiknya dipicu tren harga minyak mentah dunia dan kurs rupiah terhadap dolar. Untuk pertalite sendiri, naik dari Rp 8.000 menjadi Rp 8.150 perliter," katanya.