EKBIS.CO, JAKARTA -- Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, pihaknya siap melakukan komunikasi secara terbuka dengan para pengendara ojek daring yang menjadi mitra perusahaan. Pertemuan tersebut nantinya bisa membicarakan mengenai tarif ojek daring yang memang sesuai untuk pengendara.
Meski demikian, Ridzki mengatakan, untuk mensejahterakan pengendara ojek daring bukan hanya faktor tarif. Dua unsur lain yang harus diperhatikan adalah penumpang dan juga perusahaan operator."Jadi kita juga harus memperhatikan itu," ujar Ridzki di Istana Negara, Rabu (28/3).
Untuk tarif, Ridzki menjelaskan, pihak Grab masih melakukan kajian yang tepat agar tarif tersebut bisa mensejahterakan semua pihak termasuk pengendara ojek daring.
Kenaikan tarif ini juga belum tentu bisa mensejahterakan pengendara karena ada poin lain yang harus dipenuhi yaitu jumlah penumpang."Unsur pendapatan itu tarif dan volume. Yang menentukan adalah unsur penumpang, pengemudi dan kompetisi," ujarnya.
Baca juga, Polda Metro Amankan Demo Pengemudi Ojek Daring.
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara melakukan pertemuan dengan perwakilan dari operator angkutan umum daring, Grab dan Gojek. Dalam pertemuan ini dibahas mengenai penghasilan para pengendara ojek daring yang mengeluh karena mereka mendapat penghasilan rendah.
Moeldoko mengatakan dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perwakilan dari pengendara ojek daring meminta agar mereka bisa lebih sejahtera. Caranya adalah menaikan pendapatan yang selama ini pembagian uang dari pengendara ojek daring dengan operator dirasa tidak seimbang. Mereka sebelumnya bisa mendapatkan Rp 4.000 per kilometer (km), saat ini hanya Rp 1.600 per km.
Operator ojek daring pun menyetujui adanya kenaikan pembagian hasil tersebut. Namun, untuk besarannya masih akan dihitung secara rinci sehingga tidak merugikan perusahaan dan masyarakat sebagai pengguna jasa ojek daring.