EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat pada Februari 2018. Posisi M2 tercatat Rp 5.351,2 triliun pada Februari 2018 atau tumbuh 8,3 persen year on year (yoy).
Jumlah itu sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 8,4 persen yoy. Berdasarkan komponen, perlambatan pertumbuhan M2 bersumber dari melambatnya pertumbuhan uang kuasi yakni hanya 6,7 persen yoy yang sebelumnya 7,4 persen yoy.
Departemen Komunikasi BI juga menyebutkan, pertumbuhan tahunan surat berharga selain saham turut melambat. Hanya saja, pertumbuhan tahunan komponen M1 (uang beredar dalam arti sempit) meningkat sejalan dengan uang kartal dan giro yang tumbuh lebih tinggi dari sebelumnya.
"Berdasarkan faktor yang memengaruhi, perlambatan pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh melambatnya aktiva luar negeri bersih," ujar Departemen Komunikasi BI, melalui keterangan resmi, Kamis, (29/3).
Bank sentral mengatakan, aktiva luar negeri bersih pada Februari 2018 tumbuh melambat 13,6 persen yoy. Angka itu lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 17,5 persen yoy.
Sementara itu, kredit yang disalurkan perbankan pada Februari 2018 tercatat Rp 4.690,6 triliun atau tumbuh 8,2 persen yoy. "Itu lebih tinggi dibandingkan Januari 2018 yang tumbuh 7,4 persen yoy," kata BI.
Lebih lanjut dijelaskan, suku bunga kredit dan simpanan berjangka kembali turun, mencerminkan masih berlanjutnya transmisi penurunan suku bunga kebijakan Bank Indonesia. Pada Februari 2018, rata-rata tertimbang suku bunga kredit perbankan tercatat 11,27 persen atau turun lima basis poin dari bulan sebelumnya.
Sedangkan, suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1, 3, 6, 12, dan 24 bulan pada Februari 2018 masing-masing tercatat 5,65 persen, 5,97 persen, 6,40 persen, 6,56 persen, dan 6,73 persen. Semuanya turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 5,72 persen, 6,03 persen, 6,49 persen, 6,68 persen, serta 6,74 persen.