EKBIS.CO, SEMARANG -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir berharap pesawat terbang N-219 sudah bisa dikomersialisasi pada akhir 2018. Pesawat buatan anak bangsa ini sekarang sudah tahap uji.
"Mudah-mudahan akhir 2018 sudah komersialisasi," katanya usai menyampaikan orasi ilmiah di Universitas Negeri Semarang (Unnes), di Semarang, Kamis (29/3).
Orasi ilmiah bertajuk "Membangun Reputasi Internasional Perguruan Tinggi Merekat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)" itu disampaikan memperingati Dies Natalies Ke-53 Unnes.
Nasir mengakui sempat kekurangan dana untuk melakukan uji kelayakan terbang pesawat N-219 yang membutuhkan biaya sekitar Rp 81 miliar, namun sekarang pesawat itu sudah tahap uji.
"Ini adalah pesawat rancang bangun dari putra-putri Indonesia, tanpa melibatkan orang asing. Local content-nya sekitar 40 persen, sementara 60 persennya, seperti engine masih impor," katanya.
Kemudian, kata dia, peralatan pilot yang berada bagian depan kokpit masih impor sehingga ke depan membutuhkan pengembangan riset untuk bisa memproduksi sendiri.
Apabila akhir 2018 pesawat N-219 sudah selesai uji kelayakan terbang dan mendapatkan sertifikat, kata mantan Rektor terpilih Universitas Diponegoro Semarang itu, proses produksi akan dilakukan.
Menurut dia, permintaan pasar terhadap pesawat dengan spesifikasi seperti N-219 sudah dikaji dengan mengumpulkan industri penerbangan dari luar negeri yang ternyata pasarnya potensial.
"Bagaimana demand-nya kami sudah kumpulkan, undang, industri penerbangan luar negeri. Potensialnya 200 unit. Namun, kapasitas produksi baru bisa 24 unit per tahun," katanya.
Artinya, kata dia, perlu melakukan inovasi dan ekspansi yang dilakukan untuk mempercepat produksi agar bisa memenuhi kebutuhan pasar pesawat terbang yang sangat potensial.
"Berarti, kalau 200 unit selesainya sekitar delapan tahun. Ya, bagaimana ekspansi untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan pasar itu nantinya," katanya.