EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Zulkifli Rasyid mengatakan, harga beras di PIBC telah mengalami penurunan. Menurut Zulkifli, hal itu akan bertahan hingga periode Ramadhan dan Idul Fitri 2018.
"Posisi beras saat ini sudah jauh di bawah HET (Harga Eceran Tertinggi) beras medium. Sekarang harga sudah jauh turun, harga sampai di titik terendah di level Rp 8.500 sampai 8.600 per kilogram," kata Zulkifli ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (3/4).
Zulkifli mengaku, hal itu juga akan menjadi kabar gembira untuk pemerintah. Pasalnya, misi pemerintah untuk bisa menjaga harga beras pada momentum puasa dan lebaran akan terwujud. "PIBC menjamin bahwa bulan puasa dan lebaran yang akan datang tidak akan ada gejolak harga beras," ujar Zulkifli.
Ia mengatakan, saat ini panen telah terjadi di berbagai daerah. Hal itu menyebabkan pasokan melimpah dan bisa menurunkan harga beras di pasaran. Selain itu, menurutnya, ketersediaan stok beras Perum Bulog juga memadai untuk menstabilisasi harga. "Seandainya ada gejolak mau naik harga, kita kan sudah punya stok. Bulog punya stok beras impor," ujar Zulkifli.
Meski begitu, Zulkifli menilai penetapan HET sebesar Rp 9.450 per kilogram akan memberatkan pedagang kecil. Oleh karena itu, ia mengimbau pemerintah terutama Kementerian Perdagangan untuk meninjau ulang kebijakan tersebut.
"Tapi kalau pemerintah tetap mau menetapkan HET kami merasa itu akan tetap memberatkan. Kalau bisa untuk pedagang kecil itu tidak perlu ada penetapan HET. Tentukan HET itu untuk pedagang besar, pedagang yang sudah mengirim barang ke supermarket-supermarket dan yang sudah mengirim barang antarpulau. Itu tidak masalah," ujar Zulkifli.