EKBIS.CO, PANGKALPINANG -- Lembaga kerja sama internasional dan Verstegen, perusahaan milik Belanda siap melatih 1.000 petani lada putih Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pelatihan itu untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman mengolah komoditas unggul daerah itu.
"Kami akan mengerjakan proyek agrikultur khususnya lada untuk mengantisipasi turunnya produksi lada petani daerah ini," kata perwakilan Lembaga Kerja Sama Internasional (GIZ) Vivi usai nenggelar pertemuan dengan Pemprov Kepulauan Babel di Pangkalpinang, Jumat (6/4).
Ia mengatakan, lada putih Kepulauan Babel terkenal dengan Muntok White Pepper. Oleh sebab itu pihaknya akan menjalankan program yang bermitra dengan perusahaan industri makanan dari Belanda, Verstegen dan PT Citra Agro Nusantara (CAN) untuk membuat kelas khusus mengedukasi para petani lada daerah ini.
Verstegen akan 'menstreamline' segala aktivitas, bagaimana meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani untuk budidaya lada. GIZ juga akan mendukung petani untuk teknikal asisten yaitu capacity building dengan pelatihan di empat kabupaten. Yaitu Bangka Barat, Bangka Selatan, Bangka dan Bangka Tengah.
"Kami akan mencari champion farmer, yang nantinya mensupport GIZ melatih sekitar seribu petani yang terbagi dalam dua kuartal di tahun 2018. Untuk 500 petani akan memilih champion farmer 25 petani, dengan asumsi bahwa satu champion akan mengcover 25 petani," ujarnya.
Menurut dia pelatihan untuk petani ini meliputi empat modul besar. Keempatnya adalah nursery, gap (standar), pest and deases, post harvest (memperlakukan lada setelah diharvest sampai siap untuk pasar sesuai standar) serta ditambahkan Internal Control System (ICS). ICS adalah organisasi untuk monitoring and controling untuk keterampilan dan kualitas lada yang dihasilkan.
"Kami bersama Verstegen akan berada di Babel sampai 2020. Selama kurun waktu tersebut diharapkan bisa mengcover jadwal pelatihan pertanian dan membekali petani, juga kesadaran akan pentingnya kesehatan seperti standar pemberian pestisida. Setelah itu petani mandiri dan memproduksi lada yang sesuai standar, " katanya.
Perwakilan dari PT Citra Agro Nusantasra (CAN), Hatami Nugraha, mengatakan, pihaknya bersama GIZ dan Verstegen akan melakukan pendekatan dua aspek, yaitu hulu di sisi pertanian budidaya, dan di ujungnya adalah pemasarannya. "Dengan keberhasilan pembudidayaan kami yakin pasti hasilnya juga akan berkualita. Kami memastikan lada yang ada di Verstegen datangnya dari Muntok," ujarnya.