EKBIS.CO, JAKARTA -- Menjelang hari raya Idul Fitri 2018 (1439) yang akan pada 15-16 Juni 2018, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus melakukan konsolidasi. Pematangan terus dilakukan oleh BUMN tergabung dalam Program Mudik Bareng BUMN tahun 2018.
Selain memastikan kesiapan moda transportasi, yakni Perum Damri, PT Pelni dan PT KAI, telah siap, Kementerian juga mendorong BUMN pengelola jalan tol, salah satunya adalah PT Jasa Marga (Persero) Tbk, bisa beroperasi melayani pemudik secara optimal.
"Termasuk menyiapkan strategi khusus agar tidak terjadi kemacetan di jalan tol ," kata Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN, Hambra Samal, di Jakarta, Kamis (12/4).
Sebagai inisiator program Mudik Bareng BUMN 2018, Kementerian BUMN telah menunjuk PT Jasa Raharja sebagai koordinator. Selanjutnya, Kementerian BUMN terus memberikan arahan agar BUMN hadir untuk pelayanan masyarakat di hari besar keagaamaan berjalan dengan baik. Diharapkan melalui sinergi BUMN ini, mudik bisa berjalan lancar dan nyaman.
Menurut Hambra, Mudik Bareng BUMN 2018, akan dilaksanakan pada 9 Juni di Parkir Pantai Carnaval Ancol, Jakarta. Kementerian BUMN memasang target minimal peserta mencapai 200 ribu pemudik. Angka tersebut naik 69,18 persen dibandingkan realisasi 2017.
"Kementerian BUMN ingin memastikan bahwa BUMN hadir untuk pelayanan masyarakat di hari besar keagaamaan. Mudik bisa berjalan lancar, pemudik pun mendapat kenyamanan berkat sinergi BUMN," kata Hambra
Terkait infrastruktur jalan tol yang akan dilalui pemudik, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. telah melakukan sejumlah persiapan. "Perseroan juga telah menyusun segenap kesiapan operasional yang meliputi pelayanan transaksi, lalu lintas, dan konstruksi guna kelancaran arus mudik dan arus balik para pengguna jalan tol," jelas Subakti Syukur, Direktur Operasi II PT Jasa Marga.
Di beberapa Gerbang Tol (GT) yang kerap menjadi titik kepadatan pada saat puncak arus mudik dan arus balik, Jasa Marga memprediksi kenaikan volume lalu lintas dibandingkan 2017.
Jasa Marga memprediksi puncak arus mudik Lebaran 2018 di GT Cikarang Utama terjadi pada H-3, yakni pada tanggal 12 Juni 2018, volume lalu lintas akan naik sebesar 0,03% atau sekitar 116.270 kendaraan dibandingkan puncak arus mudik Lebaran 2017. Sedangkan puncak arus balik di GT Cikarang Utama diprediksi terjadi pada tanggal 19 Juni 2018 (H+3) akan mengalami penurunan sebesar 3,9 persen atau 109.632 kendaraan dibandingkan 2017.
Sedangkan puncak arus mudik yang terjadi di GT Cileunyi diprediksi jatuh pada 12 Juni, akan mengalami kenaikan sebesar 0,75 persen atau setara dengan 46.824 kendaraan dibandingkan 2017. Puncak arus balik di GT Cileunyi yang diprediksi jatuh pada tanggal 19 Juni 2018 akan mengalami kenaikan sebesar 1,29 persen atau 47.141 kendaraan dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk mengantisipasi kepadatan volume lalu lintas di GT Cikarang Utama pada puncak arus mudik dan arus balik, Subakti Syukur menjelaskan, Jasa Marga mengoperasikan maksimal 20 gardu tol operasi (arah Cikampek), 29 gardu tol operasi (arah Jakarta), dan memfungsikan 10 mobile reader dan top up tunai di GT Cikarang Utama 2 dan GT Cikarang Utama 4.
Guna mengatasi permasalahan serupa di GT Cileunyi, Jasa Marga mengoperasikan maksimal 10 gardu tol operasi (arah Garut) termasuk 2 lajur reversible, 8 gardu tol operasi (arah Jakarta) termasuk penambahan 2 gardu operasi dan 3 lajur reversible, serta memfungsikan 5 mobile reader dan top up tunai di GT Cileunyi.