EKBIS.CO, BALI -- Indonesia sepakat untuk segera memulai perundingan dagang Preferential Trade Agreement (PTA) dengan tiga negara di benua Afrika, yaitu Mozambik, Tunisia, dan Maroko. Kesepakatan itu diraih dalam perhelatan Indonesia Africa Forum (IAF) yang berlangsung pada 10-11 April 2018 di Bali.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pemerintah tengah fokus memperluas akses pasar di negara-negara tujuan ekspor nontradisional, khususnya di wilayah Afrika. Salah satu upaya untuk memperluas pasar ekspor itu yakni dengan segera membahas perjanjian dagang bersama negara-negara yang dibidik.
Di sela-sela pelaksanaan IAF, Mendag Enggar telah melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Luar Negeri Maroko Mounia Boucetta. Pada pertemuan tersebut, Wamen Boucetta mewakili menyampaikan dukungannya atas rencana PTA yang diusulkan Indonesia.
"Maroko mendukung usulan Indonesia untuk melakukan kerja sama PTA. Untuk itu, diharapkan sebelum kunjungan misi dagang Indonesia ke Maroko pada Juni 2018, delegasi Indonesia diundang ke Maroko untuk melakukan pembahasan persiapan peluncuran PTA," ujar Mendag.
Maroko merupakan salah satu pasar ekspor nontradisional yang menjadi hub ke pasar Afrika. Total perdagangan Indonesia-Maroko pada 2017 mencapai 154,8 juta dolar AS. Nilai tersebut terdiri atas ekspor Indonesia ke Maroko sebesar 86 juta dolar AS, dan impor Indonesia dari Maroko sebesar 68,8 juta dolar AS. Dengan demikian, Indonesia memperoleh surplus perdagangan 17,1 juta dolar AS.
Selain Maroko, Mendag juga telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Mozambik Ragendra de Sousa. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk segera memulai perundingan dagang Indonesia Mozambik PTA.
Sementara itu, Direktur Perundingan Bilateral Kemendag Ni Made Ayu Marthini bersama Direktur Hukum dan Perjanjian Ekonomi Kemlu Amrih Jinangkung melakukan pertemuan dengan delegasi Tunisia yang dipimpin oleh Duta Besar Tunisia Mourad Bellhassen. Kedua pihak juga telah sepakat untuk segera memulai perundingan dagang.
"Kami percaya bahwa PTA ini dapat memfasilitasi dan mendorong para pelaku usaha kedua negara untuk meningkatkan perdagangan," klata Ni Made Ayu.