EKBIS.CO, SEMARANG -- JAKARTA -- Bank Mandiri menyalurkan pinjaman sindikasi bersama enam lembaga keuangan lainnya senilai Rp 7,731 triliun yang akan digunakan untuk pembangunan ruas tol Semarang-Batang sepanjang 75 km.
Penyaluran pinjaman sindikasi tersebut untuk mendukung percepatan pembangunan proyek infrastruktur dalam meningkatkan konektivitas dan memangkas biaya pergerakan barang dan jasa.
Dalam penyaluran kredit sindikasi tersebut, porsi Bank Mandiri sebesar Rp 2,5 triliun atau 32,34 persen dari total pinjaman sindikasi bertenor 15 tahun itu. Dalam skema ini, Bank Mandiri juga ditunjuk sebagai Joint Mandated Lead Arranger & Bookrunner, serta sebagai agen Escrow dan Jaminan.
Penandatanganan perjanjian kredit dilakukan oleh Senior Vice President Corporate Banking Bank Mandiri Yusak LS Silalahi dan Direktur Utama PT Jasamarga Semarang Batang Arie Irianto serta disaksikan Direktur Operasi I PT Jasamarga Mohammad Sofyan di Jakarta, Selasa (17/4).
Menurut Yusak, penyaluran kredit sindikasi tersebut menjadi implementasi konsistensi perseroan dalam mendukung sinergi antar BUMN pada program-program strategis Pemerintah, khususnya dalam percepatan penyediaan infrastruktur utama.
Menurutnya, Bank Mandiri memiliki komitmen kuat dalam pembangunan proyek-proyek infrastruktur penting, seperti pembangunan jalan tol, dan pembangunan bandara maupun pelabuhan laut.
"Untuk itu, kami memiliki produk-produk pembiayaan yang bisa dimanfaatkan, termasuk pada tahap pembebasan lahan, pembangunan konstruksi maupun tahap pengoperasian," jelas Yusak melalui siaran pers.
Bank Mandiri telah memberikan komitmen pembiayaan untuk pembangunan tol senilai Rp14,2 triliun untuk 14 ruas tol sepanjang 592 km yang tengah dibangun, dengan realisasi penyaluran sebesar Rp 7,6 triliun hingga Desember 2017.
Yusak menyebutkan, hampir 75 persen partisipasi Bank Mandiri dalam berbagai proyek jalan tol tersebut direalisasikan secara sindikasi, baik dengan bank BUMN, bank swasta, maupun lembaga keuangan non bank. "Hal ini merupakan salah satu strategi ini untuk mengelola risiko dan menjaga kualitas pembiayaan kami," jelas Yusak.