Kamis 19 Apr 2018 10:16 WIB

India Berisiko Terjebak di Antara Perang Dagang AS-Cina

Sejumlah ekonom menilai India akan dirugikan akibat perang dagang AS-Cina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Bendera Cina-Amerika
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika

EKBIS.CO, BENGALURU -- India akan mengklaim sebagai negara teratas dengan pertumbuhan ekonomi paling cepat pada tahun ini. Namun, sejumlah ekonom khawatir perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan Cina dapat berpengaruh buruk terhadap ekonomi global.

 

Hal itu terungkap berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh Reuters.  Dari 29 ekonom yang disurvei oleh Reuters, 20 di antaranya menyatakan, ekonomi India akan dirugikan oleh perselisihan perdagangan yang sedang berlangsung antara AS dan Cina.

 

Ekonom senior di Rabobank, Hugo Erken mengatakan, pertumbuhan India akan terpukul jika mereka menerapkan kebijakan bea masuk.

"India berisiko terperangkap di tengah-tengah percekcokan perdagangan antara AS dan Cina, kerusakan akan terjadi jika India membalas dengan bea masuk impor untuk AS maupun Cina, namun sepertinya skenario ini tidak akan terjadi," ujar Erken dilansir Reuters, Kamis (19/4).

Adapun di sisi lain, Managing Director di Taurus Asset Management, RK Gupta mengatakan, dalam jangka pendek perang dagang antara AS dan Cina dapat berdampak pada perdagangan global termasuk India. Namun dalam jangka panjang, India akan mendapatkan keuntungan dari perang dagang tersebut.

"Dalam jangka panjang, India kemungkinan akan mendapatkan keuntungan karena Cina akan dipaksa untuk mendevaluasi mata uangnya untuk tetap menjadi pemain dominan di pasar dunia," kata Gupta.

Menurut Gupta, skenario tersebut dapat membuat ekspor India menjadi lebih kompetitif ketimbang Cina. Adapun jajak pendapat dilakukan pada 11-18 April 2018. Dalam jajak pendapat tersebut, para ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi India akan meningkat 7,4 persen pada tahun fiskal yang dimulai bulan ini.

Sementara untuk tahun fiskal berikutnya pertumbuhan diperkirakan rata-rata 7,5 persen. Prediksi ini dibawah perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF) yakni 7,8 persen.

 

Adapun pertumbuhan ekonomi India sempat melambat pada 2016. Perlambatan ini didorong oleh kebijakan pemerintah yang mengimplekentasikan pajak barang dan jasa. Namun, 2017 perekonomian India mulai pulih dan diprediksi akan terus membaik pada 2018.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement