Senin 23 Apr 2018 18:23 WIB

Mentan Minta Ayam Bantuan tak Dipotong

Kementerian Pertanian memberikan bantuan 50 ekor ayam petelur per kepala keluarga.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan program BEKERJA kepada para wartawan di Desa Cikancana, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (23/4).
Foto: Republika/Melisa Riska Putri
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan program BEKERJA kepada para wartawan di Desa Cikancana, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (23/4).

EKBIS.CO, CIANJUR -- Kementerian Pertanian memberi 50 ekor ayam petelur per kepala keluarga (kk) prasejahtera. Ayam tersebut diharapkan mampu meningkatkan pendapatan mereka dengan menjual hasil telurnya.

"Pelihara ayamnya, jangan dipotong ya!" tegas Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat memberi bantuan dalam program "Bekerja" (Berantas Kemiskinan, Keluarga Sejahtera) di Desa Cikancana, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Senin (20/4).

Selama dua tahun, ayam tersebut dapat menghasilkan telur 50 butir per hari. Itu artinya, ayam baru boleh dipotong setelah dua tahun. Namun Amran meminta agar dilakukan keberlanjutan dengan menetaskan telur ayam yang dihasilkan.

Bersama dengan Kementerian BUMN, Kementerian Sosial, Kementerian Desa dan PDTT, BKKBN dan lainnya, "Bekerja" diyakini menjadi solusi permanen dalam mengentaskan kemiskinan. Saat ini diakui Amran ada 16 juta warga miskin di seluruh Indonesia. Tidak bisa diselesaikan secara langsung, pihaknya akan berupaya mengentaskan kemiskinan tersebut secara bertahap.

Ada 10 juta ekor ayam petelur yang akan dibagikan tahun ini untuk 1.000 desa di 100 Kabupaten di seluruh Indonesia. Namun program ini akan terus berjalan hingga 16 juta warga miskin tidak lagi miskin.

Ia menjelaskan, anggaran yang dikeluarkan merupakan hasil pengalihan dari perjalanan dinas pejabat Kementerian, biaya seminar dan seremonial lainnya yang mencapai hampir Rp 1 triliun."Kita alihkan anggarannya untuk membeli ayam," ujar dia.

Tahun ini ia menargetkan bisa mengatasi kemiskinan pada 200 ribu rumah tangga atau sekitar 1 juta orang. Untuk mengentaskan 16 juta warga miskin, melalui program "Bekerja" ia optimis bisa terselesaikan dalam kurun waktu 10 hingga 15 tahun.

Percontohan sekaligus //kick off// program ini dilakukan di Desa Cikancana, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, jawa Barat. BKKBN mencatat terdapat 580 rumah tangga yang masuk dalam kategori pra sejahtera dan sejahtera 1, dengan rata-rata anggota keluarga per rumah tangga sebanyak 4.08 orang. Sumber pendapatan utama adalah buruh pertanian (38,4 persen) dan buruh non pertanian (49,1 persen).

Pendapatan rata-rata per rumah tangga di desa Cikencana saat ini adalah sebesar Rp 1.419.900 per rumah tangga per bulan atau Rp 348.015 per kapita per bulan, lebih rendah dari garis kemiskinan BPS per September 2017 sebesar Rp 370.910 per kapita per bulan.

Diharapkan dalam tiga bulan ke depan rata-rata pendapatan akan naik 5,8 persen menjadi Rp 1.502.513 per rumah tangga per bulan. Sehingga pada enam bulan hingga 12 bulan ke depan, rata-rata pendapatan meningkat lagi hingga 283,7 persen menjadi Rp 4.101.513 per rumah tangga per bulan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement