EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) telah menyuntikkan modal sebesar Rp 1 triliun ke anak usahanya BNI Syariah. Dana itu dikucurkan pada 29 Desember 2017 lalu.
Direktur Treasury dan International Banking BNI Rizo Rizal Budidarmo mengatakan, penyuntikkan modal tersebut digunakan untuk melakukan ekspansi kredit serta memperkuat modal. "Kita evaluasi terus," ujarnya di dalam Paparan Kinerja Kuartal I 2018, di Jakarta, Senin, (23/4).
Ia menambahkan, kinerja BNI Syariah sangat baik dibandingkan bank syariah lainnya. "Maka kalau timing-nya pas pada saatnya kita akan lakukan stategic investor dan IPO (penawaran saham perdana) pada saatnya," jelas Rico.
Lebih lanjut, terkait rencana holding bank syariah milik bank BUMN, kata dia, akan dilakukan di waktu yang tepat. "Dengan holding, kalau disatukan akan efisien tapi kita akan lihat," ujarnya.
Sementara itu, laba Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah tumbuh 10,6 persen di kuartal akhir 2017. Pertumbuhan masih seputar pembiayaan, peningkatan imbal jasa, dan rasio dana murah (CASA).
Plt Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menjelaskan, laba BNI Syariah di kuartal akhir 2017 tumbuh 10,6 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 306,68 miliar dari Rp 277,37 miliar di akhir 2016. Hal itu ditopang pertumbuhan pembiayaan sebesar 15,14 persen menjadi Rp 23,60 triliun di akhir 2017 dari 20,49 triliun di akhir 2016.
Sementara di dana pihak ke tiga (DPK) di akhir 2017 tumbuh 21,2 persen menjadi Rp 29,38 triliun dari Rp 24,23 triliun di akhir 2016. Sebesar 51,60 persen dari DPK 2017 merupakan CASA yang naik dari 47,60 persen pada akhir 2016.''Kami meningkatkan CASA melalui kerja sama dengan berbagai komunitas Islam,'' ungkap Firman dalam paparan kinerja kuartal empat 2017.
Dengan demikian, aset BNI Syariah di akhir 2017 mencapai Rp 34,82 triliun, naik 23,0 persen dari Rp 28,31 triliun pada 2016. Rasio-rasio keuangan BNI Syariah juga membaik di akhir 2017 dibanding 2016.