EKBIS.CO, JAKARTA -- Bangladesh merupakan pasar potensial bagi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi negara tersebut tercatat di atas enam persen dan memiliki penduduk lebih dari 160 juta jiwa.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda mengatakan, sejak 2011, Bangladesh menunjukan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yaitu di atas enam persen, yang dalam tiga tahun kedepan ditargetkan menjadi negara dengan penghasilan menengah.
"Bangladesh merupakan pasar nontradisional yang sangat potensial bagi ekspor Indonesia. Negara tersebut merupakan salah satu negara terpadat di dunia, dan memiliki populasi penduduk muslim terbesar ketiga di dunia," kata Arlinda, dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (23/4).
Berdasar catatan Kementerian Perdagangan, Produk domestik bruto (GDP) Bangladesh pada 2016-2017 mencapai rekor tertinggi sebesar 7,2 persen yaitu mencapai 246,2 miliar dolar AS dengan GDP perkapita mencapai 1.602 dolar AS.
Perekonomian Bangladesh ditopang pasar domestik yang besar, industri manufaktur berorientasi ekspor, penerimaan remitansi yang tinggi, serta kemudahan investasi.
Tercatat, tren perdagangan Indonesia-Bangladesh selama lima tahun terakhir periode 2013-2017 mengalami tren meningkat di kisaran 6,71 persen.Hal ini terlihat dari nilai total perdagangan nonmigas pada tahun 2013 sebesar 1,15 miliar dolar AS dan menjadi 1,66 miliar dolar AS pada tahun 2017.
Neraca perdagangan Indonesia-Bangladesh tahun 2017 mengalami surplus 1,52 miliar dolar AS, terdiri atas surplus nonmigas 1,50 miliar dolar AS dan surplus migas 16,12 juta dolar AS.
Nilai ekspor produk nonmigas Indonesia ke Bangladesh tahun 2017 tercatat sebesar 1,58 miliar dolar AS. Sedangkan nilai ekspor produk migas sebesar 16,12 juta dolar AS.
Sementara itu, produk ekspor nonmigas Indonesia-Bangladesh dengan nilai tertinggi pada 2017 yaitu minyak kelapa sawit dan turunannya, bubur kayu kimia, benang, dan serat staple buatan.
Sedangkan lima besar produk yang diimpor Indonesia dari Bangladesh yaitu benang jute, kaos oblong, singlet dan rompi, karung dan tas, serta pakaian.
Kemudian untuk impor utama Bangladesh dari dunia di antaranya minyak medium, katun, minyak kelapa, komoditas, gula tebu mentah, gandum dan meslin, denim, minyak kedelai mentah, dan telepon.