Kamis 26 Apr 2018 23:24 WIB

BI: Persentase Pelemahan Rupiah Kecil

Depresiasi nilai tukar rupiah tak berpengaruh ke stabilitas sistem keuangan.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas menunjukan pecahan uang dolar Amerika Serikat dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing, di Jakarta (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Petugas menunjukan pecahan uang dolar Amerika Serikat dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing, di Jakarta (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Deputi Gubernur Bank Indonesia, Erwin Rijanto, menyatakan, depresiasi nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini tidak berpengaruh cukup berat terhadap stabilitas sistem keuangan.

Menurut Erwin, depresiasi nilai tukar misalnya dari Rp 13.800 per dolar AS naik ke Rp 14 ribu per dolar AS, selisih Rp 200 kelihatannya besar, tetapi secara persentase sangat kecil.

"Dan itu belum terjadi. Sehingga kita kesannya angka Rp 14 ribu itu angka yang perlu kita jaga hati-hati. Sebenarnya itu hanya batas psikologis yang kita buat sendiri," kata Erwin dalam konferensi pers menyikapi nilai tukar rupiah, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (26/4).

Erwin menjelaskan, pengaruh depresiasi nilai tukar bagi stabilitas sistem keuangan harus dilihat kondisi perbankan dari sisi Return on Asset (ROA) termasuk yang tertinggi di kawasan. Juga dari sisi rasio kecukupan modal (CAR) perbankan secara nasional termasuk sangat tinggi, antara 22- 23 persen.

"Sehingga apakah ini akan mempunyai pengaruh, menurut kami ini tidak punya pengaruh cukup berat bagi stabilitas sistem keuangan," jelasnya.

Sampai 26 April 2018, rupiah terdepresiasi sebesar -0,88 persen (mtd). Depresiasi rupiah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan depresiasi mata uang negara Asia lain, seperti Thailand Bath -1,12 persen (mtd), Malaysia Ringgit -1,24 persen (mtd), Singapura Dolar -1,17 persen (mtd), Korea Selatan Won -1,38 persen (mtd), dan India Rupee -2,4 persen (mtd). Depresiasi tersebut terhitung mulai 1 April 2018 sampai 26 April 2018.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement