Jumat 27 Apr 2018 12:00 WIB

Pemerintah Upayakan Harga Beras Jelang Ramadhan di Bawah HET

Harga beras maupun daging yang paling sering mengalami fluktuasi.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Andi Nur Aminah
Harga berasa (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Harga berasa (ilustrasi)

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa pemerintah sedang mencari cara agar harga sejumlah bahan makanan pokok bisa turun menjelang Ramadhan yang akan dimulai pertengahan bulan Mei. Hingga saat ini dari tinjauan harga di beberapa daerah, harga beras maupun daging yang paling sering mengalami fluktuasi. Bahkan, kedua produk ini harganya masih tinggi dibandingkan dengan harga eceran tertinggi (HET).

Darmin menjelaskan, harga beras khsususnya di DKI Jakarta, memang cukup tinggi. Harga beras premiun saat ini masih berada pada kisaran Rp 10.500 hingga Rp 11 ribu per kilogram. Sementara itu, harga beras premium sekarang tembus Rp 13 ribu per kilogram.

"Kita sedang mendorong turun malah. Kita ingin di bawah HET," ujar Darmin selepas rapat internal bersama Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian di Istana Negara, Jumat (27/4).

HET beras di sejumlah daerah, misalnya, Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, yaitu beras medium Rp 9.450/kg dan beras premium Rp 12.800/kg. Di Sumatra, yakni beras medium Rp 9.950/kg dan beras premium Rp 13.300/kg. Di Bali dan NTB, yakni beras medium Rp 9.450/kg dan beras premium Rp 12.800/kg. Di NTT, yakni beras medium Rp 9.950/kg dan beras premium Rp 13.300/kg.

Di Sulawesi, yakni beras medium Rp 9.450/kg dan beras premium Rp 12.800/kg. Di Kalimantan, yakni beras medium Rp 9.950/kg dan beras premium Rp 13.300/kg. Di Maluku dan Papua, yakni beras medium Rp 10.250/kg dan beras premium Rp 13.600/kg.

Untuk mendorong agar harga beras yang sekarang tinggi bisa turun, pemerintah akan mencoba "mengguyur" beras lebih banyak ke pasar. Salah satunya bisa dengan opsi impor beras. Tugas untuk menjaga stabilitas ini akan ada di Bulog sehingga kemudian menjadi Operasi Pasar.

Sementara itu, untuk harga daging, Darmin menyebut bahwa harganya mulai turun ke Rp 80 ribu per kilogram. Meski demikian, daging tersebut mayoritas adalah daging beku dan daging agak segar. Pergerakan harga yang paling sulit diredam adalah di Jabodetabek karena kebutuhannya memang tinggi.

Di sisi lain, harga daging pun tidak bisa disamaratakan semua jenis. Karena biasanya ada perbedaan harga, tergatung apakah daging itu dari paha depan, paha belakang, atau bagian lain dari sapi. "Namanya daging pasti ada yang bagian mahal dan itu bisa di atas Rp 100 ribu (per kilogram). Tapi kita ingin ada misalnya yang paha depan standarnya itu kita ingin 80 ribuan," ujar Darmin.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement