EKBIS.CO, NEW YORK -- Produsen kendaraan listrik Tesla Inc sepakat menjual kendaraan dan paket baterai ke perusahaan rintisan berbasis teknologi konstruksi kanal bawah tanah Boring Co. Nilai kontrak jual beli yang berlangsung sejak 2017 hingga 2018 itu mencapai 400 ribu dolar AS (Rp 5,6 miliar).
Ini bukan kali pertama dana berputar di antara Tesla dengan perusahaan lain milik Elon Musk. Sebelumnya, Tesla juga pernah memiliki kontrak komersial dengan perusahaan eksplorasi luar angkasa milik Musk, Space Exploration Technologies Corp (SpaceX).
SpaceX sepakat membeli sistem energi mikrogrid dan layanan instalasi dari Tesla senilai 1,9 juta dolar AS (Rp 27 miliar). Pada Maret lalu, perusahaan roket itu juga membeli perkakas dan jasa lain dari Tesla yang akan dikerjakan Tesla pada kuartal dua ini senilai 150 ribu dolar AS (Rp 2,1 miliar), demikian dikutip dari Bloomberg, Ahad (29/4).
SpaceX juga pernah memperoleh pemasukan dari sewa roket yang dilakukan Tesla. Tahun lalu, Tesla membayar hampir 750 ribu dolar AS (Rp 10,5 miliar) untuk kontrak sewa dengan perusahaan saudaranya itu.
Sebelumnya, dengan target produksi 5.000-6.000 unit sedan Model 3 per pekan hingga Juni 2018 mendatang plus beberapa proyek lain, para analis dan investor memprediksi Tesla akan butuh modal intensif. Namun, CEO Tesla, Elon Musk, meyakinkan Tesla belum butuh tambahan dan itu membuat dahi para investor berkerut.
Musk sendiri bertekad akan menjadikan kendaraan listrik sebagai kendaraan lazim. Selain sedan, Tesla juga masih punya antran SUV dan truk untuk diproduksi. Penambahan modal saat ini benar-benar jadi perhatian investor karena Tesla terus 'membakar uang'.
Musk berjanji Tesla akan sanggup memproduksi 5.000 unit sedan Model 3 per pekan di akhir kuartal dua 2018 nanti. Sementara di sisi lain, Tesla membatasi belanja modal dan akan memperbaiki marjin laba kotor. Pada 2017, belanja modal Tesla mencapai 34 miliar dolar AS (Rp 470 triliun).