Senin 07 May 2018 18:42 WIB

Nilai Tukar Dolar AS Tembus Rp 14.000

Padahal, saat pembukaan rupiah masih di posisi Rp 13.949 per dolar AS.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Andi Nur Aminah
Rupiah Makin Melemah. Petugas menghitung mata uang rupiah di sebuah bank (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Rupiah Makin Melemah. Petugas menghitung mata uang rupiah di sebuah bank (ilustrasi)

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Pergerakan kurs rupiah makin terperosok pada awal pekan. Bahkan, sore ini mata uang Tanah Air tersebut telah menembus level Rp 14 ribu per dolar AS.

Berdasarkan spot perdagangan mata uang hari ini, Senin (7/5), mata uang rupiah ditutup melemah 56 poin atau 0,40 persen di Rp 14.001 per dolar AS. Padahal, saat pembukaan masih di posisi Rp 13.949 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), kurs rupiah berada di level Rp 13.956 per dolar AS. Angka itu makin merosot dibandingkan Jumat lalu yang Rp 13.943 per dolar AS.

Analis Binaartha Securities Reza Priyambada mengatakan, pergerakan mata uang dolar AS memang masih cenderung menguat. Dengan begitu memberikan imbas pada pergerakan rupiah yang kembali melemah pada awal pekan ini.

Adanya rilis Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia yang mengindikasikan peningkatan pertumbuhan penjualan eceran pada Maret 2018 yang didukung kelompok suku cadang dan aksesori serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang tumbuh 2,5 persen (YOY), meningkat dari 1,5 persen (YOY) pada bulan sebelumnya pun tidak cukup kuat mengangkat kurs rupiah. Begitu pula dengan rilis Ekonomi Indonesia pada kuartal I 2018 yang 5,06 persen juga tidak membuat rupiah bergerak positif.

"Pergerakan dolar AS masih cenderung menguat, meski dirilis penambahan kinerja yang di bawah estimasi sebelumnya. Pelaku pasar masih mengkhawatirkan adanya peningkatan inflasi pada ekonomi AS," ujar Reza di Jakarta, Senin (7/5).

Bertambahnya lapangan pekerjaan di AS diperkirakan pula akan mendorong peningkatan sehingga inflasi dapat terjadi. Di sisi lain, Reza mengatakan, perkiraan akan meningkatnya inflasi tentunya akan mendorong the Fed menaikan tingkat suku bunganya.

"Masih adanya kekhawatiran akan peningkatan inflasi telah mendorong perkiraan akan kenaikan tingkat suku bunga the Fed yang mana akan berimbas pada terapresiasinya USD. Sementara itu, sentimen dari dalam negeri dianggap belum cukup kuat signifikan untuk mengangkat rupiah," katanya menegaskan.

Reza berharap, kepanikan dapat mereda dan sentimen dari dalam negeri dapat lebih positif. Hal itu untuk menarik minat pelaku pasar terhadap rupiah sehingga pelemahannya dapat lebih tertahan. "Rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran pada kisaran support Rp 14.025 per dolar AS dan resisten Rp 13.987 per dolar AS," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement