EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku optimistis pemerintah bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 hingga 5,8 persen pada 2019. Proyeksi tersebut disampaikan pemerintah kepada DPR dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2019.
"Iya (optimistis). Coba saja perhatikan investasi kita pertumbuhannya semakin tinggi. Mulai jelas dampaknya itu," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta akhir pekan kemarin. Realisasi pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi pada kuartal pertama tahun ini sebesar 7,95 persen (yoy).
Kendati demikian, menurut Darmin, laju investasi juga ikut berdampak pada laju impor yang terus meningkat. Pertumbuhan impor pada kuartal pertama 2018 sebesar 12,75 persen (yoy), sementara ekspor hanya tumbuh 6, 17 persen (yoy).
"Memang kita mungkin sedikit dipengaruhi ke arah yang berlawanan oleh impor yang akan meningkat. Tapi ya investasi itu sendiri kan sebetulnya untuk mengisi bukan hanya ekspor tapi juga substitusi impor," ujar Darmin.
Menurutnya, pemerintah telah mengantisipasi fenomena tersebut. Salah satunya, kata dia, dengan memberikan insentif pada industri pionir di Indonesia.
"Kalau kalian lihat industri yang dapat tax holiday itu akan terlihat bahwa proporsi substitusi impornya mungkin lebih banyak. Itu untuk antisipasi perkembangan ini," ujar Darmin.
Dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2019, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan target pembangunan yang akan dicapai Pemerintah pada 2019 antara lain mendorong pertumbuhan ekonomi pada level 5,4 hingga 5,8 persen. Target pertumbuhan pada tahun depan ini diikuti perluasan kesempatan kerja dengan mendorong pengurangan tingkat pengangguran pada rentang 4,8 hingga 5,2 persen. Pemerintah juga menargetkan bisa menurunkan tingkat kemiskinan pada kisaran 8,5 hingga 9,5 persen, perbaikan indeks Rasio Gini pada kisaran 0,38 hingga0,39 serta peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) menjadi sebesar 71,98.