EKBIS.CO, JAKARTA -- Anggota Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Heru Kristiyana, menyatakan optimistis kenaikan suku bunga acuan BI 7-day reserve repo rate akan mendorong peningkatan kredit perbankan. Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen pada Kamis (17/5).
Heru mengatakan, pertumbuhan kredit sampai Mei 2018 sudah mencatatkan pertumbuhan positif. Pertumbuhannya mencapai 8,8 persen dibandingkan dengan tahun lalu, atau secara year to date (ytd) sudah tumbuh 1 persen.
"Sehingga saya yakin dengan kenaikan suku bunga acuan BI kemarin, pertumbuhan kredit akan tetap baik, karena perbankan sudah selesai masa konsolidasi, sehingga nanti mereka bisa tumbuh dengan baik," kata Heru kepada wartawan di Gedung Bank Indonesia, Jakarta akhir pekan kemarin.
Heru menambahkan, OJK akan melihat dampak terhadap rasio kredit bermasalah (NPL) jika suku bunga kredit naik. Jika pertumbuhan kredit tetap sustain dan bertanggung jawab, lanjutnya, maka bank juga akan menghitung dampaknya terhadap NPL lebih tinggi atau tidak. "Kami lihat tren NPL membaik, NPL net 1,2 persen," ungkapnya.
Heru memperkirakan, perbankan akan merespons kenaikan suku bunga kredit terutama segmen kredit konsumsi pegawai negeri. Sebab, risikonya relatif kecil karena memiliki penghasilan tetap.
Sampai akhir tahun, OJK tetap menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 10-12 persen. Heru juga menyatakan belum ada revisi rencana bisnis bank (RBB) terkait pertumbuhan kredit perbakan.
"Karena kan dengan berakhirnya konsolidasi dan kondisi bank lebih baik, NPL turun, kami harapkan satu bulan ini tetap baik. Walau ada berbagai tantangan di depan, kami harap tetap positif," ucap Heru.
Menurut Heru, pertumbuhan kredit perbankan akan lebih banyak didorong oleh sektor infrastruktur. Meski demikian, margin bunga bersih atau Net Interest Margin diperkirakan di kisaran lima persen sampai akhir tahun.