EKBIS.CO, LONDON -- Sebuah masjid di London Timur, Inggris, menjadi masjid pertama di Inggris yang akan menerima sumbangan dengan mata uang kripto. Adalah Masjid Ramadhan atau Masjid Shacklewell Lane yang mengumumkan pada Senin (21/5) bahwa kini mereka dapat menerima bitcoin dan ethereum (mata uang kripto yang menggunakan teknologi blockchain).
Sehingga, Muslim di wilayah tersebut bisa memberikan sumbangan atau beramal ke masjid tersebut dengan mata uang kripto. Masjid Shacklewell Lane adalah masjid yang dikelola oleh Lembaga Kepercayaan Islam Turki, sebuah badan amal yang terdaftar di Inggris.
Ketua masjid Hackney, Erkin Guney (51), mengatakan, uang zakat yang dikumpulkan tersebut akan digunakan untuk melakukan perbaikan penting di masjid. Di samping itu, uang tersebut akan digunakan untuk membantu keluarga Muslim yang kesulitan dalam biaya pemakaman dan memberi makan serta menawarkan perlindungan bagi mereka yang membutuhkan di komunitas setempat.
"Ini uang baru. Mata uang bergerak seiring waktu. Itu tidak berbeda dengan mentransfer uang dari bank," kata Guney, dilansir di i News, Selasa (22/5).
Ia berharap, masjid tersebut akan meraih setidaknya 10 ribu poundsterling dari mata uang kripto selama Ramadhan.
"Insya Allah kampanye mata uang kripto berjalan sukses dan kami menerima sumbangan. Jika itu bekerja, saya yakin banyak masjid dan lembaga amal Islam lainnya, tidak hanya di Inggris, tetapi di seluruh dunia, akan mulai melakukan hal yang sama," katanya menambahkan.
Pendiri Combo Innovation, Gurmit Singh, telah menyarankan masjid di Hackney tersebut tentang cara menerima, menyimpan, dan menjual mata uang kripto dengan aman. Dia mengatakan, total kapitalisasi pasar pada mata uang kripto adalah 290 miliar poundsterling, dengan bitcoin terhitung 104 miliar poundsterling. Jika Muslim, yang merupakan seperempat dari populasi dunia, memegang hanya satu persen dari bitcoin atau senilai 1,04 miliar poundsterling, akan ada sekitar 26 juta poundsterling dalam kontribusi zakat.
Seiring dengan meluasnya penggunaan mata uang kripto, para pemimpin Islam justru mempertanyakan kehalalannya. Mufti Mesir sebelumnya menantang mata uang kripto dan menunjuk pada kurangnya aturan dan anonimitas pengguna.
Namun demikian, seorang penasihat agama di Masjid Hackney, Zayd al-Khair, menolak klaim tersebut. Dia mengatakan, ulama Islam telah berbicara mendukung mata uang kripto. Ia menekankan bahwa kekhawatiran demikian terjadi saat orang bertukar dari emas ke mata uang kertas.
Ia mengatakan, mata uang kripto masih baru. Namun, penggunaannya terus meningkat. Dalam keadaan seperti ini, seseorang perlu memimpin langkah menggunakan kripto. Jika masjid tersebut berhasil, ia yakin akan ada lebih banyak masjid lagi dan lembaga amal Islam yang akan merangkul mata uang kripto.
Orang-orang bisa menyumbang di situs web masjid menggunakan kode QR. Donasi tersebut akan ditransfer ke dompet mata uang kripto di bank, sebelum ditukar dengan sterling dalam 30 menit.