EKBIS.CO, JAKARTA -- Total pendapatan premi Industri asuransi jiwa mengalami peningkatan di awal 2018 sebesar 23,3 persen. Peningkatan ini memunculkan optimisme bahwa industri asuransi akan tumbuh secara baik tahun ini.
Peningkatan itu juga menggambarkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi jiwa tetap tumbuh. "Pencapaian pendapatan premi yang meningkat di kuartal pertama ini, memberikan gambaran yang baik bagi pertumbuhan industri selanjutnya," ujar Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim, di Jakarta.
Hendrisman mengatakan total pendapatan (income) industri asuransi jiwa pada kuartal pertama 2018 mengalami perlambatan. Hal ini disebabkan adanya nilai negatif dari hasil investasi di kuartal tersebut. "Total pendapatan premi merupakan kontributor terbanyak atas total pendapatan industri asuransi jiwa, yakni sebesar 101 persen," kata dia.
Pertumbuhan total premi bisnis baru dan total premi lanjutan yang meningkat, berimbas pada peningkatan total pendapatan premi sebesar 23,3 persen menjadi Rp 52,49 triliun. Angkanya meningkat 23,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 42,58 triliun.
AAJI mencatat, pertumbuhan total pendapatan premi didorong oleh meningkatnya pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance yang meningkat sebesar 41,1 persen dan berkontribusi sebesar 46,4 persen. Saluran keagenan turut mengalami pertumbuhan sebesar 19,6 persen dengan kontribusi 37,2 persen.
Berikutnya adalah saluran distribusi alternatif yang pada tahun ini mengalami penurunan 4,1 persen dan berkontribusi sebesar 16,5 persen pada kuartal pertama 2018. Hendrisman mengatakan pencapaian premi itu menunjukkan makin sadarnya masyarakat akan adanya beragam saluran distribusi. "Masyarakat bisa mendapatkan akses terhadap produk asuransi jiwa di pasar," ucap dia.
Terkait investasi, Ketua Umum AAJI menjelaskan jumlah investasi pada kuartal pertama 2018, meningkat 16,8 persen atau Rp 491,52 triliun. Kenaikan di sejumlah indikator, secara signifikan memengaruhi kenaikan pada total aset menjadi 15,6 persen atau senilai Rp 550,08 triliun. Angkanya melesat cukup jauh dibanding pencapaian periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 475,75 triliun.
Berdasarkan pencapaian pertumbuhan itu, Hendrisman yakin industri asuransi jiwa akan terus tumbuh melalui komitmen upaya peningkatan literasi dan inklusi yang terus disampaikan kepada masyarakat. "Kami optimistis kinerja industri asuransi jiwa akan meningkat signifikan di sepanjang tahun 2018,” kata dia.