EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mengekuarkab inovasi baru dengan munculnya Pertashop. Sekilas, Pertashop menyerupai kios Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dijual masyarakat atau biasa disebut Pertamini, plesetan dari Pertamina.
Plt Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, kios BBM yang dijual masyarakat tersebut selama ini bukanlah milik Pertamina sehingga standar, keamanan dan kualitas tidak bisa dijamin dengan baik. Untuk itu, kini Pertamina menghadirkan Pertashop guna memenuhi kebutuhan di daerah-daerah tak terjangkau SPBU.
"Kita buat yang kecil gitu loh, karena kan daerah kita banyak tersebar, kita buat aja konsep itu supaya mendekatkan diri ke masyarakat," katanya saat ditemui di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang akhir pekan ini.
Menurutnya, beberapa daerah tidak terjangkau SPBU karena kurang memungkinkan untuk dibangun di suatu daerah karena market maupun volume yang belum memenuhi sesuai dengan batasan SPBU.
Saat ini Pertashop hanya menjual Pertalite karena masih merupakan tahap awal. Sebab, saat ini Pertshop menargetkan pasar motor yang banyak menggunakan Pertalite.
Harga Pertalite yang dijual diakui Nicke berbeda dengan harga di SPBU. Ada margin sekitar 10 persen mengingat sistem Pertashop seperti sub penyalur atau sub SPBU. Pasokan Pertashop diambil dari SPBU terdekat.
Margin tersebut untuk menutup biaya transportasi. Menurutnya jarak dari daerah yang dibangun Pertashop dengab SPBU mencapai tujuh kilometer (km). Itu artinya, konsumen harus menghabiskan satu liter bensin untuk membeli BBM.
Dengan kapasitas tangki motor empat liter, 25 persennya habis digunakan untuk transportasi membeli bensin. "Nah ini kalau tambah 10 persen kan artinya malah lebih hemat buat dia dan tidak perlu waktu karena dekat," ujar dia.
Meski baru menjual Pertalite, nantinya, dengan nama shop atau toko akan turut dijual produk Pertamina lain seperti elpiji, oli kemasan dan lainnya.
Direktur Pemasaran Ritel Pertamina Masud Hamid mengatakan, saat ini Pertamina masih mencari model bisnis yang tepat untuk Pertashop sekaligus uji pasar. Misalnya denganmembbuat paket-paket menarik dengan perbankan terkait pendanaan.
Untuk tahap pertama, ada lima Pertashop yang tersebar di Pulau Jawa yakni Sidoarjo, Gresik, Banten dan Pati. "Yang satu masih kita cari," kata dia.
Ia menambahkan, modal yang diperlukan untuk Pertashop ini sekitar Rp 500 juta. Nantinya, setelah ditemukan bisnis model yang tepat, Pertashop baru akan dibuka lebih banyak.