EKBIS.CO, JAKARTA -- Sejumlah toko ritel modern sudah mulai menurunkan harga jual untuk beras kualitas medium menjadi Rp 8.950 per kilogram (kg), dari yang sebelumnya Rp 9.450 per kg. Ketua Umum asosiasi pengusaha ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan, penurunan harga itu sudah berjalan sejak pekan lalu.
Peritel tidak keberatan harus menurunkan harga. Sebab, menurut Roy, harga beli beras medium juga ikut turun. "Karena sumbernya diturunkan harganya, kita peritel juga ikut turunkan harga," ujarnya, di kantor Kementerian Perdagangan, Senin (4/6).
Baca juga, Hasil Audit BPK: Produksi Surplus, Impor Beras Tetap Jalan
Berbicara terpisah, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Tjahya Widayanti mengatakan, hingga saat ini pemerintah masih menyiapkan peraturan menteri perdagangan (Permendag) yang akan mengatur ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) terbaru untuk beras kualitas medium. Tjahya menyebut, pemerintah menuruunkan HET agar masyarakat dapat membeli bahan pangan pokok tersebut dengan harga yang lebih terjangkau.
Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hizkia Respatiadi menilai penurunan HET beras medium tidak realistis karena dilakukan tanpa memikirkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan para pedagang dan petani. Menurutnya, penerapan HET yang terlalu rendah akan semakin memberatkan para petani dan pedagang kecil.
"Keuntungan petani tidak akan meningkat karena beras hasil panen sudah dipatok sesuai dengan Harga Pokok Pembelian (HPP). Sementara itu pedagang kecil dipaksa menurunkan harga jual padahal biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan beras sudah lebih dari besaran HET itu sendiri," ujarnya.
Hizkia melanjutkan, intervensi pasar yang dilakukan pemerintah melalui HET sudah mendistorsi permintaan dan penawaran di pasar. Jika hal tersebut dibiarkan, ia khawatir akan terjadi kelangkaan beras.
Daripada menurunkan besaran HET, kata dia, pemerintah sebaiknya fokus membenahi rantai distribusi beras yang panjang.