EKBIS.CO, PARIS -- Petani-petani Prancis mulai memblokade kilang minyak dan depot bahan bakar pada Ahad (10/6) malam sebagai protes atas rencana Perusahaan migas Prancis, Total, menggunakan minyak sawit atau crude palm oil (CPO) impor. Total akan menggunakan bahan baku CPO impor untuk memproduksi bahan bakar nabati (biofuel).
Impor CPO ini telah memicu ketidakpuasan para petani atas persaingan tidak sehat. "Depot bahan bakar Vatry di wilayah Marne di Prancis bagian timur laut adalah yang pertama diblokir pada Ahad (10/6) malam, dengan sekitar 100 petani membangun barikade dari traktor-traktor dan gundukan puing-puing," kata seorang juru bicara dari serikat petani FNSEA kepada Reuters.
Setidaknya lima lokasi akan diblokir pada Minggu malam, dengan total 13 lokasi diblokir mulai Senin pukul 09.00 waktu setempat, Christiane Lambert, presiden FNSEA mengatakan dalam sebuah wawancara dengan televisi Info Prancis. Total yang mengoperasikan limakilang dan sembilan depot bensin di Prancis, mengatakan pada Minggu malam bahwa para petani telah berkumpul di dua depot dan pihaknya telah mengambil langkah-langkah bersama dengan pihak berwenang, untuk membatasi gangguan-gangguan.
Perusahaan mendesak para pembeli agar tidak terburu-buru ke pompa bensin untuk mengisi tangki kendaraan mereka, yang dapat memicu pembelian panik dan kekurangan. Otoritas Prancis bulan lalu memberikan izin kepada Total untuk menggunakan minyak sawit sebagai salah satu bahan baku di kilang bahan bakar nabatinya, La Mede, di Prancis selatan.
Kebijakan tersebut membuat marah para petani yang telah mengembangkan tanaman penghasil minyak lokal seperti rapeseed. Selain itu, para penggiat lingkungan hidup yang menyalahkan bahwa budidaya kelapa sawit telah menyebabkan penggundulan hutan atau deforestasi di Asia Tenggara.
Rapeseed adalah beberapa kelompok tumbuhan marga Brassica yang dibudidayakan untuk diambil minyak dari bijinya. Biasanya yang dimaksud adalah rapa (Brassica napus kelompok Oleifera), yang dalam literatur ilmiah disebut oilseed rape atau Swede rape.
Para pemrotes mengatakan, blokade yang pada tahap awal dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, bertujuan untuk menekan pemerintah membatasi penggunaan minyak sawit di La Mede dan untuk mengatasi keluhan lainnya seperti impor daging Amerika Selatan.
"Target kami adalah negara," kata Lambert dari FNSEA, menambahkan bahwa keputusan Total tentang minyak sawit adalah masalah terbaru dalam serangkaian masalah, yang membuat situasi tidak mungkin untuk diterima.
Kekurangan bahan bakar tidak diharapkan sebagai akibat dari blokade, mengingat jaringan cadangan bahan bakar darurat Prancis dan dengan tidak adanya aksi simpati oleh para pekerja sektor bahan bakar.
Minyak sawit lebih murah daripada minyak rapeseed sebagai bahan baku untuk biodiesel, dan petani-petani Prancis mengatakan penggunaannya yang semakin meningkat telah menambah kerugian daya saing mereka yang telah berlangsung lama akibat tingginya pajak dan peraturan lingkungan yang ketat di Prancis.
Total berpendapat bahwa rencana pemurniannya menggunakan lebih sedikit minyak sawit daripada yang diizinkan oleh pihak berwenang, menawarkan jalan keluar bagi rapeseed lokal serta akan mengembangkan daur ulang besar-besaran minyak dan lemak bekas.
Minyak sawit telah banyak dikritik di Eropa atas kerusakan lingkungan dan beberapa anggota parlemen menekan untuk sebuah pelarangan penggunaannya dalam pembuatan bahan bakar nabati, sebagai bagian dari target energi Uni Eropa yang baru.
Masalah ini telah menyebabkan gesekan dengan Indonesia dan Malaysia, dua produsen minyak sawit terbesar dunia, dengan pejabat-pejabat Malaysia memperingatkan dampak perdagangan yang dapat mempengaruhi kesepakatan potensial untuk membeli jet-jet tempur Prancis.
Protes kilang di Prancis juga menggambarkan sebuah hubungan suram antara para petani di produsen pertanian terbesar di Uni Eropa itu dengan pemerintahan Presiden Emmanuel Macron. Banyak petani menyambut seruan presiden untuk harga-harga lahan pertanian yang lebih adil sebagai bagian dari tinjauan rantai makanan tahun lalu, tetapi mereka telah dibuat marah oleh upaya Macron untuk menghapus secara bertahap penggunaan obat-obatan pembunuh rumputan-rumputan glifosat sebelum negara-negara Uni Eropa lainnya.