EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara (PGN) berencana mengeluarkan dana internal perusahaan untuk membiayai transaksi akuisisi. Rencananya, dana yang diambil dari internal perusahaan tersebut untuk menutup sepertiga dari total nilai saham Pertagas yang dibeli PGN.
Direktur Keuangan PGN Said Riza Pahlevi menjelaskan nantinya sekitar sepertiga dari total Rp 16,6 triliun saham yang dibeli PGN pendanaannya bersumber dari kas perusahaan. Artinya, sekitar Rp 5,5 triliun akan disiapkan PGN untuk membayar proses transaksi.
"Rencana kita sepertiga akan diambil dari kas perseroan. Sedangkan dua pertiganya lagi kita akan melalui mekanisme pinjaman bank dan partisipasi publik," ujar Riza di Hotel Grand Hyatt, Selasa (3/7).
Riza menjelaskan angka yang diperoleh sebesar Rp 16,6 triliun tersebut merupakan hasil perhitungan tak hanya dari tim valuasi tetapi juga sudah melewati proses verifikasi dari OJK. Riza mengatakan, PGN sebagai perusahaan publik juga perlu pengawasan dari OJK terkait langkah akuisisi ini.
"Valuasi, kita sudah ikuti dari OJK. Valuasi itu dilakukan KJPP yang register dari OJK," ujar Riza.
Riza juga mengatakan, penentuan harga Pertagas juga tidaklah mudah. Dan skema perhitungan juga tidak bisa dilakukan dengan perbandingan nilai seperti aksi korporasinya. Riza menjelaskan, Pertagas selaku anak usaha Pertamina, yang dalam hal ini adalah BUMN perlu banyak aspek pertimbangan.
"Jadi soal mahal gak mahal, dan komparasinya value, itu tidak fair. Jadi secara formulasi ada hitungannya, datanya lengkap, jadi angka 32 triliun itu bukan angka begitu saja. Tapi ini proses panjang, dan data ini akurat keluarnya angka sekitar 32 triliun," ujar Riza.
Total nilai aset Pertagas dan Pertagas Niaga dari hasil verifikasi valuator sebesar Rp 32 triliun. Karena PGN hendak mengambil 51 persen dari total saham tersebut maka besaran nilai transaksi yang akan diselesaikan PGN dalam kurun waktu 90 hari ke depan sebesar Rp 16,6 triliun.