EKBIS.CO, JAKARTA -- Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Selasa, (3/7), di posisi negatif. Pasalnya, sejak dibuka hingga akhir perdagangan indeks saham tidak beranjak dari zona merah.
IHSG pun ditutup melemah 1,96 persen atau 112,83 poin di level 5.633,94. Sebelumnya, di akhir perdagangan sesi I, indeks saham melemah pula 1,45 persen atau 83,13 poin di 5.663,64.
Padahal saat dibuka tadi pagi, pelemahannya hanya 0,16 persen atau 9,41 poin di 5.737,35. Sayangnya sekitar pukul 10.00 WIB, penurunan semakin mendalam dan menembus satu persen lebih, membuat IHSG juga terperosok ke level 5.600.
Pelemahan IHSG hari ini didorong oleh saham berbagai sektor yang turut merah. Di sektor perbankan misalnya, saham empat bank besar seperti BBRI, BBNI, BMRI, serta BBCA ditutup melemah.
Pelemahan terbesar dialami oleh saham Bank Central Asia (BBCA). Dengan penurunan mencapai 850 poin atau 3,96 persen di 20.600. Seluruh saham di sektor konstruksi, konsumer, properti, dan energi juga berada di zona merah. Begitu pula semua indeks saham Asia, ikut ditutup melemah kecuali Shanghai Composite Index (SSEC) yang menguat 0,41 persen atau 11,33 poin di level 2.786,89.
Baca juga, IHSG Ikut Tergerus.
Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menilai, masih adanya kepanikan pasar terkait sentimen perang dagang yang dibarengi dengan sempat melonjaknya laju dolar AS terhadap rupiah hingga menyentuh level Rp 14.450 per dolar AS memberikan imbas negatif pada IHSG. Pelaku pasar, terutama asing pun kembali melakukan aksi jual sepanjang perdagangan.
"Tercatat asing telah melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 583 miliar. Harapan akan adanya kenaikan lanjutan tampaknya tidak terjadi," ujar Reza di Jakarta, Selasa, (3/7).
Baca juga, Dolar Menguat ke Arah Rp 14.500, BI: Jangan Panik.
Ia mengatakan, seluruh sektor tampak melemah sehingga memberatkan laju IHSG untuk bertahan di zona hijau. Support 5.700 pun kembali dijebol sehingga membuka peluang pelemahan lanjutan. "Diharapkan IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 5.550 sampai 5.590 untuk mencegah kembali melemah lebih dalam. Resisten diharapkan dapat menyentuh tipis di kisaran 5.650 hingga 5.685," jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan, pelemahan nilai rupiah pada Selasa ini, yang sempat menyentuh level di Rp14.450 per dolar AS, masih dalam rentang yang manageable (terkendali). Ia meminta pasar tidak perlu panik.
Dalam pertemuan dengan pimpinan media massa di Jakarta, Selasa (3/7), Perry mengatakan BI terus melakukan stabilisasi dengan menerapkan intervensi ganda di pasar valas dan Surat Berharga Negara (SBN) untuk membendung keluarnya modal asing yang mendepresiasi kurs rupiah. "Pelemahan rupiah yang sekarang ini masih manageable (terkendali), secara tahun berjalan juga manageable sehingga tidak perlu panik," ujar dia.
Menurut Perry, Bank Sentral tidak hanya akan mengandalkan dampak dari pengetatan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate yang baru saja dinaikkan 50 basis poin menjadi lima persen pada 29 Juni 2018 lalu. Namun juga terus meningkatkan intervensi ganda di pasar valas dan SBN, seperti mengoptimalkan frekuensi lelang instrumen term repo guna memastikan ketersediaan likuiditas perbankan.