Rabu 04 Jul 2018 12:22 WIB

Galaxy S9 Kurang Laku, Laba Samsung Diperkirakan Turun

Galaxy S9 dinikai kurang menonjolkan inovasi yang baru.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Samsung Galaxy S9. Ilustrasi
Foto: Telegraph
Samsung Galaxy S9. Ilustrasi

EKBIS.CO, SEOUL -- Samsung Electronics Co Ltd diperkirakan akan membukukan pertumbuhan laba terkecil dalam lebih dari satu tahun pada kuartal kedua. Hal ini disebabkan karena penjualan smartphone Galaxy premiumnya yang lesu dan membayangi bisnis chip yang sangat menguntungkan.

Analis memperkirakan penjualan smartphone Samsung turun pada kuartal April-Juni. Penurunan ini lebih tinggi dari 2 persen pada kuartal sebelumnya karena konsumen beralih kepada model yang lebih murah yakni produk Cina seperti Xiaomi Corp.

Keunggulan Samsung atas Apple Inc di pasar ponsel pintar global berada di bawah tekanan setelah Iphone X milik perusahaan AS melampaui ekspektasi pasar. Sementara itu Samsung dinilai kurang menawarkan di bidang inovasi.

Oppo Find X Dibanderol Mulai Rp 16 juta

"Fungsi telepon seluler yang dimiliki Samsung tidak cukup menarik bagi pelanggan untuk menghabiskan lebih banyak uang," kata Song Myung-sup, analis di HI Investment & Securities, dilansir di Reuters, Rabu (4/7).

Ponsel andalan terbaru Samsung Galaxy S9, diluncurkan pada pertengahan Maret. Produk ini menawarkan banyak perangkat lunak tetapi sedikit di bidang teknologi. Produk ini terjual lebih sedikit di tahun peluncurannya dari seri pendahulunya Galaxy S8 yang dijual pada 2017 setelah debutnya. Kinerja ini diperkirakan akan menyeret pertumbuhan laba perusahaan raksasa Korea tersebut.

Analis memperkirakan laba operasional sebesar 14,9 triliun won (Rp 190,7 triliun) untuk kuartal ini. Menurut jajak pendapat Thomson Reuters, laba ini naik 5,7 persen dari tahun sebelumnya tetapi kurang dari rekor 15,6 triliun won yang dipublikasikan pada Maret.

"Samsung bergantung pada distribusi tradisional untuk menjual ponsel. Sementara itu, para pesaingnya telah memanfaatkan penjualan online untuk menyediakan smartphone high-end dengan harga yang kompetitif," kata analis Counterpoint Shobhit Srivastava.

Beberapa investor merasa skeptis apakah jajaran ponsel lipat Samsung yang akan datang dengan layar OLED yang ramping akan cukup inovatif untuk menarik pelanggan. Galaxy Note baru akan debut pada 9 Agustus di New York.

"Samsung harus menunjukkan sesuatu yang akan mengubah paradigma. Pengamat pasar tidak memiliki ekspektasi tinggi untuk bisnis ponsel cerdasnya saat ini, ketika para pemain Cina telah mengejar teknologi dan ide." kata Park Jung-hoon, manajer dana di HDC Asset Management yang memiliki saham Samsung Electronics.

Di Cina, pasar smartphone terbesar di dunia, pangsa pasar Samsung hanya 1,3 persen pada kuartal pertama. Sementara itu, pesaingnya Huawei [HWT.UL] memiliki pangsa pasar 22,5 persen. Pabrikan ponsel Cina, Huawei, Oppo, Vivo dan Xiaomi memegang posisi teratas di Cina. Apple adalah satu-satunya perusahaan asing di lima besar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement