Jumat 06 Jul 2018 05:30 WIB

Saran Ekonom untuk Jokowi Agar Rupiah Menguat

Percuma ada berbagai program pembangunan, tapi pondasinya lemah.

Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo
Foto: EPA/Mick Tsikas
Presiden Joko Widodo

EKBIS.CO, JAKARTA -- Ahli ekonomi sekaligus mantan juru bicara Wakil Presiden RI ke-11 Boediono, Yopie Hidayat memandang Presiden Joko Widodo perlu mempertimbangkan seorang teknokrat yang ahli di bidang industrialisasi untuk mendampinginya sebagai cawapres di Pilpres 2019. Hal itu perlu mengingat persoalan ekonomi yang dihadapi Indonesia saat ini.

"Jokowi harus mencari wakil seorang teknokrat yang mumpuni di bidang industrialisasi yang juga memiliki dukungan kuat dari partai politik," ujar Yopie dihubungi di Jakarta, Kamis.

Yopie menjelaskan ketiga kriteria itu perlu dipertimbangkan untuk menyelesaikan masalah mendasar bangsa ke depan. Tanpa itu, masalah mendasar tak pernah terselesaikan. 

Ia menambahkan salah satu tantangan terbesar Jokowi  jika terpilih lagi dalam lima tahun ke depan adalah menjaga rupiah agar nilainya tidak terus merosot.

Baca juga, Impor Melonjak, Defisit Neraca Dagang Makin Lebar.

Sumber masalah merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, kata ia, adalah defisit neraca transaksi berjalan atau current account.  Dolar yang masuk ke Indonesia dari hasil ekspor, lebih sedikit daripada dolar yang keluar untuk membayar impor dan sebagainya.  "Ini sebabnya mengapa rupiah terus melemah terhadap dolar dan ini masalah ekonomi paling mendasar yang harus menjadi prioritas Presiden," jelas dia.

Menurut Yopie, jika tidak diatasi, maka ekonomi Indonesia akan keropos dan mata uang rupiah terus melemah. "Percuma saja ada berbagai program pembangunan jika ekonomi Indonesia pondasinya lemah, karena terus menderita defisit transaksi berjalan," ujarnya.

photo
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7).

Dia menekankan untuk mengatasi defisit ini dibutuhkan upaya terkoordinasi di antara semua menteri, terutama menteri-menteri yang mengurusi masalah ekonomi. Supaya Indonesia memperoleh dolar lebih banyak, maka penerimaan ekspor harus jauh lebih besar daripada pengeluaran untuk impor.

"Maka pemerintah harus mengupayakan lebih banyak ekspor berupa produk manufaktur hasil industri, yang bernilai lebih tinggi. Indonesia tak bisa lagi tergantung pada ekspor komoditas seperti sekarang karena komoditas nilainya relatif lebih rendah dan harganya sangat fluktuatif, naik turun tak stabil, " jelasnya.

Dia menyarankan Jokowi agar menjadikan industrialisasi sebagai tema utama pemerintah dalam lima tahun mendatang guna mendorong penerimaan hasil ekspor.

"Jika sekarang temanya pembangunan infrastruktur maka lima tahun mendatang harus industrialisasi. Selain untuk meningkatkan penerimaan ekspor, otomatis rakyat akan lebih sejahtera jika Indonesia berhasil melakukan industrialisasi," nilai dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement