Jumat 06 Jul 2018 14:25 WIB

Pemerintah Bentuk Satgas Atasi Defisit Neraca Perdagangan

Defisit neraca perdagangan menekan nilai tukar rupiah.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nur Aini
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan pernyataan terkait angka inflasi April 2018 yang baru dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) di Gedung Kemenko, Rabu (2/5).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan pernyataan terkait angka inflasi April 2018 yang baru dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) di Gedung Kemenko, Rabu (2/5).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah akan membentuk satuan tugas (satgas) untuk mengatasi masalah defisit neraca perdagangan Indonesia. Ia mengatakan, hal itu menjadi salah satu penyebab nilai tukar rupiah terus mengalami tekanan.

"Kita sedang mengumpulkan semua informasi dan pemikiran nanti berikutnya kita akan bentuk task force untuk merumuskan lebih persis apa saja yang perlu dilakukan di bidang ekspor dan impor," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Jumat (6/7).

Darmin berupaya membuat defisit neraca dagang semakin kecil dan berubah positif. Menurutnya, hal itu memberikan andil tekanan terhadap rupiah selain karena perang dagang dan kenaikan suku bunga di AS.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca dagang Indonesia dari Januari hingga Mei 2018 mengalami defisit 2,83 miliar dolar AS. Hal itu didorong oleh defisit perdagangan migas sebesar 5 miliar dolar AS tetapi terkompensasi oleh surplus perdagangan nonmigas sebesar 2,2 miliar dolar AS. Dalam rentang Januari hingga Mei 2018, neraca dagang bulanan mengalami defisit sebanyak 4 kali. Satu-satunya neraca dagang mencatat surplus adalah pada Maret 2018.

Darmin telah menggelar rapat dengan melibatkan Menteri Pariwisata dan Menteri Perindustrian untuk mempercepat kenaikan eskpor. Selain itu, pemerintah juga berupaya memperlambat impor.

"Nanti kita akan ada rapat lagi mungkin lebih luas. Tadi fokus ke industri dan pariwisata, mungkin pekan depan dengan pertanian dan ESDM," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement