EKBIS.CO, JAKARTA — Akademisi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) merancang strategi disruptif bidang finansial dan teknologi Syariah. Karyanya adalah kegiatan tekhnologi finansial bernama ijabqabul.id (IQ.id).
Karya ini merupakan bagian program pengembangan usaha produk intelektual kampus (PPUPIK) yang didanai Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Teknologi finansial ini digagas oleh dosen Fakultas Agama Islam Prodi Perbankan Syariah M Ruslianor Maika, MAB dan dosen Fakultas Teknik prodi Informatika Irwan Alnarus Kautsar, PhD.
Program ini ingin menghadirkan layanan daring bagi UMKM dan pebisnis. Teknologi ini hadir untuk mendukung jasa bisnis dan keuangan syariah. “Ini menjadi kekhasan temuan kami,” kata Rusli dalam keterangan tertulis kepada Republika pada Sabtu (7/7).
Dalam program tersebut para akademisi juga mencoba merubah perspektif masyarakat terhadap industri keuangan Syariah menjadi lebih baik. Selain itu, temuan ini juga mendukung kongregasi start up, institusi, akademisi, komunitas, dan pakar syariah yang bergerak dalam jasa keuangan syariah berbasis teknologi. Ijabqabul.id juga telah menjadi anggota resmi Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI).
Sejumlah mahasiswa ikut terlibat dalam pembuatan teknologi ini. Mereka adalah Retty Isnawati sebagai kepala operasional, Muhammad Adey Romadhoni sebagai officer pembiayaan, Bayu Wardhana sebagai officer pembiayaan dan Fiky Presilia Putri sebagai officer pendanaan.
Sejak Mei 2018 sampai sekarang, Ijabqabul.id melakukan kegiatan keuangan Syariah dengan tiga skema akad yaitu jual beli (murabahah), sewa (ijarah) dan kerja sama usaha (syirkah).
Akad murabahah dilangsungkan untuk pembiayaan ponsel pintar dan sepeda. Sedangkan syirkah- musyarakah dilaksanakan dengan melibatkan usaha rumahan di Sidoarjo seperti investasi domba, bubur srintil, Jus kacang ijo (JuJo), warung klontong, usaha peyek, dan air minum kemasan. Selain itu ada pula transaksi jasa (ijarah) penyediaan bahan bakar untuk pabrik pengeringan jagung di Lamongan Jawa Timur.
Ada dua produk unggulan dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi. Pertama adalah investasi mudharabah domba dan Investasi pada usaha bisnis Jus Kacang Ijo (JuJo). Investasi domba pada bulan Ramadhan 1439 H kemarin dibuka dengan nilai investasi sebesar Rp 1,8 juta per ekor dengan rincian Rp 1,2 juta untuk bibit dombanya dan Rp 600 ribu untuk biaya operasional.
Rusli menjelaskan pada tahun 1438 hijriah (2017), hasil penjualan domba mencapai 70-90 persen margin per domba. Para investor akan memperoleh bagian 30 persen dari setiap margin penjualan domba sebagai bagi hasil investasi. Investasi ini hanya berjangka waktu pendek yaitu 2-3 bulan dengan tingkat bagi hasil yang tinggi.
Selain itu, ada juga produk Jus Kacang Ijo dengan modal investasi mudharabah sebesar Rp 2,5 juta. Selain meningkatkan perekonomian masyarakat, program ini juga menjadi bentuk pemberdayaan perempuan.
Pemiliknya adalah ibu dua anak yang suaminya baru terkena pemutusan hubungan kerja. Rusli pun berharap aplikasi akad syariah yang sudah dilakukan akan mendatangkan harta yang berkah bagi para pengelolanya.