EKBIS.CO, WAJO -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau langsung lokasi banjir Danau Tempe di Desa Macero, Kecamatan Belawa, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan. Mentan tidak dapat menutupi rasa sedih, ketika tiba di lokasi, melihat hamparan sawah petani yang terendam Banjir luapan Danau. Ada sekitar 7.951 hektare lahan sawah yang puso akibat banjir rahun ini.
Petani setempat mengaku, banjir saat ini adalah yang terburuk dalam 10 tahun terakhir. Walau sampai saat ini masyarakat tani di Wajo tahu bahwa proyek normalisasi danau masih terus di kerjakan pemerintah sejak tahun 2015, setelah 50 tahun belum pernah ditangani.
Mentan Amran, di dampingi Kasdam XIV Hasanuddin, Wakapolda Sulsel, Kepala Balitbang Kementan dan Tim Upsus Kementan, langsung turun dan menaiki perahu, tempel, melihat langsung kawasan yang terdampak banjir. Masyarakat terkaget-kaget, melihat keberanian mentan menyusuri kawasan banjir yang rata-ratta berkedalaman 1 hingga 2 meter tersebut, tanpa menggunakan jaket pelampung. Mentan, langsung menyusuri kawasan 3.783 hektare, sedih melihat ini.
Baca juga, Pupuk Indonesia Bantu Petani Terdampak Puso di Sulawesi
"Untuk ini, kita tak boleh main-main, atas perintah Presiden, saya mengindetifikasi musibah banjir hari ini, makanya saya perintakan BUMN untuk menyediakan benih, pupuk, asuransi, dan Alsintan, agar segera siaga, menyiapkan bantuan. Ttdak ada kata nanti, hari ini juga. Kawan-kawan media boleh lihat ini, seraya menunjuk ke deretan truk yang memuat bantuan pupuk dan benih, ini lebih dulu sampai dari saya," ujar Amran.
Banjir luapan Danau Tempe berdampak terhadap empat kabupaten, yaitu, Kabupaten Bone, Soppeng, Wajo dan Sidrap, dengan ulasan mencapai 10 ribu hektare. " Sawah petani itu puso di empat kabupaten dengan kerugian hampir Rp 200 miliar. Kita sudah siapkan bantuan untuk itu semua. Asuransi Pertanian juga saya minta, segera mencairkan, dana klaim petani, setiap petani yang sudah mengikuti program asuransi pertanian, dalam waktu satu minggu dari sekarang akan segera menerima uang pertanggungan, Rp. 13 juta per hektare," katanya.
Mentan pada akhir kunker, mengingatkan kembali, agar penanganan bantuan petsni, dilakukan hati-hati, jangan sakiti rakyat.
Amran meminta, semua pihak baik TNI, Polri, pemda dan masyarakat untuk turut memantau, mengawasi, dan melaporkan pendistribusian bantuan ini kepada pihaknya. Karenanya, tegas dia, jangan ada yang mencoba main-main dengan bantuan ini.
"Sanksinya tegas. Ini bantuan untuk rakyat kecil, masa mau dimain-mainkan. Jangan sampai terjadi hal itu. Dan karenanya, saya sudah minta bantuan aparat berwenang untuk mengawasinya," kata Amran.