EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan, pelemahan kurs rupiah yang terus terjadi beberapa waktu terakhir turut memengaruhi keuntungan atau margin pengusaha ritel (eceran). Dampak tersebut terutama dirasakan pengusaha ritel yang bergantung pada bahan baku impor.
Meski begitu, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) Yati Kurniati mengatakan, berdasarkan survei BI pada beberapa usaha ritel, rata-rata belum menaikkan harga. "Mereka belum ubah harga jual produknya tapi turunkan marginnya," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis, (12/7).
Menurut dia, para pengusaha ritel pun tetap tidak mau rugi. Hal itu yang membuat mereka menurunkan margin.
Ia menyebutkan, ada beberapa sektor ritel yang marginnya turun. Sektor itu meliputi sektor kimia farmasi, makanan, serta minuman (mamin). "Jadi yang paling berdampak pastinya yang importir input tinggi. Dia akan worry kalau nilai tukar terlalu lemah sebab biayanya akan lebih tinggi," kata Yati.
Survei BI menyebutkan, per Mei 2018, penjualan eceran tumbuh 8,3 persen year on year (yoy). Sementara, pada Juni 2018 hanya tumbuh 6,8 persen year on year. "Peningkatan tertinggi pada Mei. Hal itu karena periode Idul Fitri," ujar Yati.
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement