EKBIS.CO, BANDUNG -- Kementerian Pertanian (Kementan) membangun Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) sebagai ganti Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP). Cara ini sebagai upaya dalam melakukan regenerasi petani di tanah air.
Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Andriko Noto Susanto mengatakan, Kementerian Pertanian menyiapkan Polbangtan sebagai ganti STPP sesuai Permentan Nomor 25 Tahun 2018. Saat ini sudah ada enam Polbangtan dan akan menyusun empat lainnya. Empat Polbangtan yang akan dibangun ini merupakan Sekolah Menengah Kejuruan Penyuluh Pertanian (SMK PP) di Kupang, Banjarbaru dan Palembang juga Politeknik Pertanian dekat Balai Besar Mekanisasi Pertanian di Serpong, Banten.
"Nanti kita punya 10 Polbangtan," katanya kepada wartawan saat ditemui di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Kamis (12/7).
Enam Polbangtan yang berada di Malang, Yogyakarta, Bogor, Gowa, Manokwari dan Medan beroperasi perdana tahun ini. Ia menegaskan, masing-masing Polbangtan memiliki program studi yang berbeda.
"Jadi tidak saling berkompetisi," kata dia.
Polbangtan ini merupakan pendidikan tinggi tanpa dipungut biaya alias gratis termasuk asrama dan makan. Calon mahasiswa harus melalui tahap seleksi nasional layaknya perguruan tinggi pada umumnya maupun seleksi STPP tapi lebih transparan berbasis IT. Dengan begitu ia berharap sistem penyaringan mahasiswa bisa lebih kompeten.
Ia menambahkan, untuk SMK dan Politeknik Pertanian (PP) masih dalam proses menjadi Polbangtan. "PP yang di Serpong itu diharapkan tahun ini atau awal tahun depan sudah mulai menerima mahasiswa," ujarnya.
Baca juga, Kementan Ingin Lebih Banyak Agripreneur Muda
Di Polbangtan, pemberian teori akan diperbesar dan memperbanyak praktik kepada mahasiswa. Polbangtan juga bersinergi dengan tempat pelatihan yang ada sehingga diharapkan para calon petani memiliki kemampuan baik sebagai petani di lapangan.
"Itu kita kemas dalam satu program penumbuhan wirausahawan muda pertanian," katanya. Dengan begitu,
Ia pun optimis keberadaan Polbangtan akan mampu menjawab tantangan SDM petani yang dihadapi. Mayoritas petani indonesia berusia di atas 40 tahun dan jumlah petani terus mengalami penurunan.
"Jumlah petani turun 23 persen dari 2010 sebesar 42,8 juta orang dan sekarang 39,7 juta orang," ujar dia. Padahal pertumbuhan terus meningkat, begitu juga dengan kebutuhan pangan.
Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Andriko Noto Susanto menjelaskan keberadaan Polbangtan.