EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyatakan, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terus meningkat. Sampai kuartal II 2018, perseroan telah menyalurkan KUR sebanyak 65 persen dari target.
Target KUR BNI tahun ini sebesar Rp 13,5 triliun. "Prosentase ini, pencapaiannya tertinggi di antara bank-bank penyalur KUR," ujar Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto kepada Republika, Ahad (15/7).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, meski tren suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) tengah naik, namun bunga KUR belum berubah. Sampai sekarang, pemerintah masih menetapkannya sebesar tujuh persen.
Baca juga, BNI Syariah Targetkan Naik Kelas Tahun Depan
Maka, bank perlu melakukan efisiensi dalam penyaluran KUR. "Efisiensi dan kecepatan dalam penyaluran dan kecepatan dalam penyaluran kita upayakan dengan tetap memperhatikan kualitas kredit," jelas Catur.
Efisiensi serta kecepatan, kata dia, dilakukan melalui penggarapan sistem cluster, pemanfaatan teknologi aplikasi, serta sistem scoring. "Kami juga memanfaatkan value chain dengan nasabah menengah maupun korporasi," tuturnya.
Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta menambahkan, kualitas (penyaluran KUR) juga baik. "Ditambah bunganya sekarang relatif masih cukup efisien," katanya.
Sebagai informasi, per Mei 2018, pemerintah mencatat realisasi penyaluran KUR sebesar Rp 57,61 triliun ke 2,2 juta debitur. Adapun target KUR sepanjang 2018 yakni mencapai Rp 120 triliun.
Sampai Kuartal II 2018, Penyaluran KUR BNI Capai 65 Persen
JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyatakan, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terus meningkat. Sampai kuartal II 2018, perseroan telah menyalurkan KUR sebanyak 65 persen dari target.
Target KUR BNI tahun ini pun sebesar Rp 13,5 triliun. "Prosentase ini, pencapaiannya tertinggi di antara bank-bank penyalur KUR," ujar Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto kepada Republika, Ahad, (15/7).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, meski tren suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) tengah naik, namun bunga KUR belum berubah. Sampai sekarang, pemerintah masih menetapkannya sebesar tujuh persen.
Maka, bank perlu melakukan efisiensi dalam penyaluran KUR. "Efisiensi dan kecepatan dalam penyaluran dan kecepatan dalam penyaluran kita upayakan dengan tetap memperhatikan kualitas kredit," jelas Catur.
Efisiensi serta kecepatan, kata dia, dilakukan melalui penggarapan sistem cluster, pemanfaatan teknologi aplikasi, serta sistem scoring. "Kami juga memanfaatkan value chain dengan nasabah menengah maupun korporasi," tuturnya.
Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta menambahkan, kualitas (penyaluran KUR) juga baik. "Ditambah bunganya sekarang relatif masih cukup efisien," katanya.
Sebagai informasi, per Mei 2018, pemerintah mencatat realisasi penyaluran KUR sebesar Rp 57,61 triliun ke 2,2 juta debitur. Adapun target KUR sepanjang 2018 yakni mencapai Rp 120 triliun. (Iit Septyaningsih)