EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (23/7) pagi bergerak menguat 40 poin menjadi Rp14.455 dibanding posisi sebelumnya Rp14.495 per dolar AS. Kendati begitu rupiah diyakini masih berada dalam tekanan.
"Meski terdapat sejumlah sentimen yang dinilai positif namun, secara riilnya tidak banyak berpengaruh pada pergerakan rupiah," kata analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Senin (23/7).
Bahkan setelah terjadinya perang dagang, lanjut Reza, kali ini muncul perang mata uang terutama Dolar AS dan Yuan. Bank Sentral Cina diyakini akan melemahkan mata uangnya untuk membantu ekspor sebagai antisipasi imbas perang dagang dengan AS.
"Dikhawatirkan mata uang rupiah akan terhimpit sehingga sulit untuk merespon berita positif dari dalam negeri," ujar Reza.
Baca juga, Kurs Rupiah Anjlok ke Level Terendah Tahun Ini.
Rupiah diprediksi akan bergerak di kisaran Rp14.548 per dolar AS hingga Rtp14.469 per dolar AS. Sebelumnya, laju rupiah sempat menyentuh level Rp 14.500-an di akhir perdagangan akhir pekan. Masih cenderung menguatnya Dolar AS seiring optimisme The Fed terhadap pertumbuhan ekonomi Cina membuat pergerakan Rupiah cenderung melemah.
Bahkan sentimen dari dalam negeri kebijakan Bank Indonesia masih mempertahankan level suku bunganya tampaknya tidak dihiraukan rupiah. Tidak hanya itu, sejumlah sentimen yang diyakini positif juga tidak membantu rupiah untuk bergerak positif.
Seperti diketahui, Bank Indonesia berencana menerbitkan Indonia, suatu instrumen baru di pasar uang yang diharapkan dapat memberikan acuan penentuan bunga transaksi perbankan di pasar. Bank Indonesia juga berencana menerbitkan kembali Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bertenor 9 dan 12 bulan yang dinilai lebih likuid.
Tidak hanya itu, dari sisi pemerintah juga terus mengawasi percepatan pelaksanaan mandatori biodiesel untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan. Senada dengan Rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin dibuka menguat sebesar 13,73 poin atau 0,23 persen ke posisi 5.886,52.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 3,48 poin (0,38 persen) menjadi 928,65.