EKBIS.CO, WASHINGTON DC -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengajak perusahaan penerbangan Boeing untuk meningkatkan kemitraan strategis. Hal itu merupakan bagian dari upaya untuk menyeimbangkan hubungan perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat di berbagai sektor.
"Kami mengajak Boeing bukan hanya untuk menjadikan Indonesia sebagai pasar, tetapi agar dapat bersama-sama menjadi bagian dari strategi masa depan yang saling menguntungkan. Banyak terdapat potensi kerja sama dengan Indonesia, misalnya pengembangan bahan bakar pesawat biofuel (bioavtur) berbasis sawit, suku cadang pesawat, serta layanan perawatan, perbaikan, dan overhaul (maintenance, repair, overhaul/MRO). Indonesia berpotensi menjadi hub pelayanan MRO pesawat udara di kawasan ASEAN dan sekitarnya," kata Enggar berdasarkan siaran pers yang diterima pada Selasa (24/7).
Baca juga, Boeing Raih Kontrak Air Force One 3,9 Miliar Dolar AS
Sebagai upaya untuk meningkatkan hubungan tersebut, Enggar bertemu dengan Vice President of International Government Relation Boeing Mark Lippert. Terkait dengan penawaran kerja sama bioavtur berbasis sawit, pemerintah Indonesia memfasilitasi pertemuan antara Boeing dan Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) yang telah mengembangkan biofuel dan ekspor secara global.
"Boeing bersama pelaku usaha Indonesia dapat bekerja sama mengembangkan bioavtur berbasis minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan," kata Enggar.
Kehadiran Boeing di Indonesia telah dimulai sejak 1949 dan kebutuhan atas pesawat Boeing di Indonesia akan terus meningkat seiring dengan semakin berkembangnya jalur penerbangan Indonesia baik domestik maupun internasional. Pada 2012, pembelian armada Boeing oleh salah satu maskapai Indonesia menjadikannya pembelian terbesar sepanjang sejarah Boeing saat itu.