EKBIS.CO, JAKARTA -- Niat Dedi Soemantri untuk menunaikan ibadah haji terwujud. Pedagang tahu keliling itu akhirnya bisa bertolak ke Tanah Suci setelah bertahun-tahun kerja keras untuk mewujudkannya.
Usahanya menabung sedikit demi sedikit selama 20 tahun tak sia-sia. Warga kampung Selaawi, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ini berangkat ke Baitullah dengan tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 87 Jakarta. "Saya berjualan tahu keliling sejak 1990," ujar Dedi kepada Republika.co.id.
Setiap hari, Dedi berjalan kaki menjajakan tahu Sumedang pulai pukul 06.00 sampai 14.00 WIB. Keuntungan hasil berjualan, dia sisihkan sebagian untuk ditabung. Awalnya, dia tabung uang rata-rata Rp 3.000 per hari. Seiring perjalanan waktu, uang yang ditabungnya bertambah menjadi Rp 30 ribu per hari.
Kendati hidup dalam keterbatasan, Dedi memiliki niat kuat untuk menunaikan ibadah haji. Keuntungan sehari-harinya yang hanya sekitar Rp 50 ribu tak menyurutkan langkahnya. Sebanyak Rp 30 ribu dia sisihkan, dan sisanya digunakan untuk makan serta kebutuhan hidup lainnya. "Setelah menabung sejak 1990 sampai 2012, akhirnya terkumpul uang sebesar Rp 25 juta," ujar dia.
Uang hasil tabungan itulah yang dia gunakan untuk mendaftar haji ke Kementerian Agama pada Mei 2012. Setelah menunggu selama lima tahun, Dedi akhirnya bisa berangkat menunaikan ibadah haji pada 2017 lalu.
Kisah Dedi menuju Tanah Suci itulah yang menginspirasi Citra Dewi untuk melakukan hal serupa. Tepat setahun lalu, ia membaca cerita perjalanan haji Dedi melalui media online. Sejak itu, ia pun bertekad menyisihkan sebagian gaji suaminya untuk disimpan sebagai bekal untuk mendaftar haji.
"Pak Dedi saja bisa, saya juga bisa dong, asal kita sungguh-sungguh," ujar Citra kepada Republika.co.id, baru-baru ini.
Citra yang tinggal di Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, ini menargetkan dalam tempo lima tahun ke depan sejak 2017, uang pendaftaran haji berdua untuk dirinya dan suaminya sebanyak Rp 50 juta bisa terkumpul. Disimpan di salah satu bank nasional, setiap tahun ia harus bisa menabung Rp 10 juta.
"Saya sudah buat perkiraan, uang pendaftaran haji akan terkumpul pada saat usia saya dan suami 35 tahun. Dengan masa tunggu berangkat haji sekitar 15 tahun, maka saya dan suami inshaa Allah baru berangkat haji pada usia 50-an tahun. Umur yang pas untuk berangkat haji," ujar Citra menceritakan upayanya untuk menuju Baitullah.
Usai meyakinkan suaminya untuk pergi haji, Citra mulai cermat mengatur pengeluaran keuangan keluarganya sehari-hari. Maklum, suaminya hanya seorang pekerja swasta, sedang dirinya hanya ibu rumah tangga.
Ia segan menyebutkan berapa gaji suaminya, namun ibu dua anak ini mempunyai keyakinan kuat bahwa penghasilan itu bisa disisihkan sebagian untuk ditabung. Terlebih, Citra kerap mencari tambahan penghasilan dengan berjualan pakaian Muslimah. Tak perlu modal, karena ia hanya menjual pakaian yang dititipkan temannya.
"Kalau kita punya niat yang baik, lalu sungguh-sungguh berusaha, Tuhan pasti akan memberikan jalan," kata Citra penuh keyakinan.
"Meski kita bukan orang yang berada, tapi kalau kita mau berusaha menabung sedikit demi sedikit, nanti pada akhirnya uang yang kita butuhkan bakal terkumpul," ujar dia menambahkan seraya menutup ceritanya.
Ayo menabung
Menabung menjadi salah satu jalan untuk meraih impian di masa depan. Meski diakui, untuk melakukannya bukan hal mudah. Terlebih bagi mereka yang memiliki penghasilan pas-pasan.
Namun semua orang bebas untuk menabung. Apalagi di zaman yang serba susah seperti saat ini tatkala kita tidak tahu bagaimana kehidupan ke depannya. Sehingga dengan menabung sejak dini, diharapkan bisa mempersiapkan kehidupan masa depan yang baik dari sekarang.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Republika.co.id bekerja sama dengan cermati.com, disebutkan beberapa tips menabung yang bisa dicoba. Menabung merupakan cara menyisihkan pemasukan agar dapat digunakan untuk persiapan masa depan. Untuk itu, harus dibuat daftar prioritas hal-hal apa yang wajib dipenuhi.
Lalu menyusun anggaran pengeluaran. Hal ini sangat penting untuk membantu membatasi penggunaan uang sehingga menghindari pemborosan. Pembuatan anggaran dapat dimulai dari kategori pengeluaran seperti cicilan dan tagihan, kebutuhan pokok (pangan dan sandang), kesehatan dan lainnya.
Yang tak kalah penting adalah disiplin dan niat yang kuat serta memulainya dari sekarang. Ikuti semua anggaran dan aturan yang sudah dibuat sendiri dan jangan melanggarnya. Meskipun hal ini dirasa susah, namun semua akan terbiasa jika sering melakukannya.
Menabung juga sebisa mungkin dimulai sejak dini apalagi ketika masih muda dan aktif bekerja, meskipun pemasukan yang dimiliki kecil. Lakukan secara bertahap sehingga nantinya akan terbiasa untuk mengeluarkan biaya yang lebih sedikit. Terlebih, menabung di bank jelas lebih aman dan dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Pekerja sedang melakukan aktifitas di kantor Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Jakarta.
Jumlah simpanan meningkat
Animo masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank meningkat. Setidaknya itu bisa terlihat dari data-data rekening dan simpanan di bank umum di Tanah Air yang dikeluarkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) baru-baru ini.
Per Mei 2018, LPS mencatat total rekening simpanan mencapai 257.422.590 rekening, naik 3.300.526 rekening atau 1,30 persen dibanding posisi April 2018, yang sebanyak 254.122.064 rekening. Sedangkan total nominal simpanan di bank umum meningkat 0,18 persen dari Rp 5.404.986 miliar pada April 2018 menjadi Rp 5.414.857 miliar pada Mei 2018. Bahkan jika dibanding tahun sebelumnya (Mei 2017), total nominal simpanan tumbuh 6,07 persen dari posisi sebesar Rp 5.104.851 miliar.
Dalam rilis itu, Sekretaris LPS Samsu Adi Nugroho menyebutkan, dilihat dari jenisnya, simpanan yang jumlah rekeningnya mengalami kenaikan paling tinggi adalah tabungan. Kenaikannya mencapai 1,33 persen dari 246.609.902 rekening di April 2018, menjadi 249.882.406 rekening pada Mei 2018.
Adapun, giro mengalami kenaikan nominal tertinggi dibandingkan jenis simpanan lain, yaitu 2,42 persen dari Rp 1.302.618 miliar di April 2018 menjadi Rp 1.334.148 miliar pada Mei 2018.