EKBIS.CO, JAKARTA -- Indonesia dinilai tak perlu melakukan impor benih jagung karena produsen dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan benih nasional. Namun produksi dalam negeri tidak bisa memenuhi kebutuhan benih secara mendadak.
"Produksi benih ini direncanakan setahun sebelumnya. Jadi kalau permintaan mendadak, ya, sulit dipenuhi," kata Sekjen Dewan Jagung Nasional Maxdeyul Sola, Jumat (27/7).
Ia mengatakan, kebutuhan benih jagung nasional sekitar 80 ribu ton hingga 100 ribu ton per tahun. Kebutuhan ini dihitung dari luas areal tanaman jagung yang mencapai empat juta hektare dengan asumsi kebutuhan benih 20 kg per hektare hingga 25 kg per hektare.
"Kebutuhan ini dapat dipenuhi produsen benih nasional maupun multinasional. Jadi kita tidak perlu lagi impor benih jagung," kata dia.
Menurut Sola, beberapa daerah belakangan ini mengeluhkan kesulitan mendapatkan benih jagung hibrida. Alasannya, saat ini berada di luar jadwal produksi produsen. Produsen benih mempersiapkan stok menjelang musim tanam disetiap wilayah. Ia menambahkan, kurangnya benih, juga disebabkan dinas-dinas pertanian mengejar serapan anggaran target Luas Tambah Tanam (LTT) jagung.
Banyak dinas atau daerah yang memaksakan pengadaan benih atau pembagian benih kepada petani di luar musim tanam, sehingga benih tidak tersedia. Guna memenuhi proyek pemerintah, Kementerian Pertanian (Kementan) mengharuskan menyerap 65 persen benih dari Balai Penelitian Serelia, Litbang Maros.
"Ini artinya, pemerintah mendorong agar benih lokal lebih banyak digunakan," ucapnya.
Mengenai kualitas benih Litbang yang banyak dikeluhkan petani penerima bantuan, ia menyarankan Balai Serelia, Maros untuk lebih selektif memilih mitra penangkar. Informasi di lapangan menyebutkan, kata dia, bukan kualitas benih induk yang tidak baik tetapi dalam proses penangkaran tidak dilakukan sesuai standar produksi benih. Hal ini terjadi karena mengejar volume produksi.
Sementara itu berdasarkan data Ditjen Tanaman Pangan, Kementan mencatat telah menyalurkan bantuan benih jagung ke 2,6 juta hektare dari target penyaluran yang lebih dari tiga juta hektare. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Sumardjo Gatot Irianto beberapa waktu lalu mengatakan, dari benih yang disalurkan tersebut ada yang sudah ditanam, ada yang sudah tersalur dan ada yang sedang dalam proses awal distribusi.
Bantuan benih ini dilakukan di seluruh wilayah di Indonesia. Namun, bantuan ini lebih diarahkan untuk perluasan tanam baru atau wilayah-wilayah yang sebelumnya belum pernah ditanami jagung.