Ahad 29 Jul 2018 15:52 WIB

Kepastian Investasi Bisa Dongkrak Devisa Negara

Dari komitmen investasi yang masuk Rp 20 triliun, yang terwujud hanya Rp 500 triliun.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Berinvestasi bisa dilakukan dalam beragam cara, termasuk bagi mereka yang berpendapatan terbatas.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Berinvestasi bisa dilakukan dalam beragam cara, termasuk bagi mereka yang berpendapatan terbatas.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menilai salah satu langkah untuk bisa meningkatkan devisa negara bukan hanya menggalakan ekspor saja. Langkah strategis yang bisa mendatangkan devisa adalah dengan meningkatkan investasi.

Hanya saja, kata Eni, untuk bisa meningkatkan investasi perlu didukung dengan aturan yang bisa memudahkan investor dalam berinvestasi. Aturan dan kebijakan ini juga perlu dibuat secara konstan dan tidak berubah-ubah.

"Kepastian investasi menjadi salah satu hal penting," ujar Eni kepada Republika.co.id, Ahad (29/7).

Eni mencontohkan di Batam, kata dia, banyak pihak yang berminat melakukan investasi. Apalagi melihat posisi yang dekat dengan Singapura dan Malaysia. Sayangnya, aturan dan kebijakan yang dibuat di Indonesia tidak seterbuka di Singapura dan Malaysia sehingga para investor lebih berminat melakukan investasi di negara tetangga tersebut.

"Batam yang mau masuk banyak, tapi ketidakpastian regulasi dan struktur kelembagaan lemah. Padahla yang mau masuk invetsasi di Batam itu banyak, dibandingkan malaysia dan singapura. Fasilitas kita nggak seperti mereka," ujar Eni.

Di satu sisi, Eni mencatat komitmen investasi yang ada di Indonesia tercatat hingga Rp 20 ribu triliun. Sayangnya, realisasi hanya 500 triliun. Hal ini bisa menjadi koreksi bagi pemerintah terkait regulasi.

"Untuk meningkatkan nilai rupiah, asal yang masuk SGI bukan Portofolio kan cepat. Orang mau investasi banyak hambatan juga," ujar Eni.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement