EKBIS.CO, BALIKPAPAN -- Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis PT Surveyor Indonesia (Persero) (PTSI), Rosmanidar Zulkifli meresmikan sarana umum toilet di Kawasan Mangrove Center, Balikpapan, Jumat (27/7). Bantuan ini merupakan kegiatan bina lingkungan yang telah dilakukan PTSI untuk ketiga kalinya di kawasan mangrove center.
“Sebelumnya, telah dilakukan pembangunan ruang terbuka edukasi dan sarana berkumpul Mangrove Sonnetaria Mangrove Center dan penanaman 6000 mangrove,” kata Rosmanidar Zulkifli dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (28/7).
Ia menambahkan, hutan mangrove Indonesia memegang peranan penting untuk dunia. Dari total 15,2 juta hektar hutan mangrove dunia yang tersebar di 124 negara tropis dan sub tropis, 21 persen di antaranya berada di Indonesia.
Begitu pula dengan Balikpapan. Sebagai wilayah yang memiliki teluk, Balikpapan memiliki lahan mangrove atau juga dikenal dengan bakau hingga mencapai 3.000 hektar. “Akan tetapi, seiring lajunya pertumbuhan pembangunan kawasan mangrove Balikpapan tiap tahunnya terus tergerus,” ujarnya.
Ia menjelaskan, salah satu kawasan hutan mangrove terbesar di Balikpapan yang masih bisa ditemukan ada di Kawasan Mangrove Center, Graha Indah. Kawasan yang dirintis oleh salah satu penerima Kalpataru, Agus Bei ini menjadi salah satu kawasan edukasi sekaligus wisata agar masyarakat dapat mengenal lebih dekat dengan mangrove dan tahu betapa pentingnya kehadiran mangrove bagi ekosistem dan kehidupan manusia di masa depan.
Apalagi kawasan ini telah menjadi habitat bagi ratusan Bekantan yang saat ini masuk dalam daftar CITES Apendix I atau tidak boleh diperdagangkan. Namun sayangnya, kawasan yang telah cukup dikenal oleh peneliti maupun wisatawan mancanegara ini belum memiliki akses dan fasilitas yang memadai bagi pengunjung yang datang.
“Salah satunya adalah tidak tersedianya fasilitas umum seperti toilet sehingga seringkali membuat pengunjung harus berjalan jauh terlebih dahulu ke perumahan warga untuk mencari toilet terdekat,” tuturnya.
Mungkin keberadaan toilet di sebuah tempat wisata memang sepintas sepele, namun nyatanya keberadaan toilet yang layak menjadi hal yang krusial. “Bahkan World Economic Forum (Travel and Tourism Competitiveness Report) 2015 menyebutkan indikator kelemahan pariwisata Indonesia antara lain pada infrastruktur pariwisata, health and hygiene, dan aksesibilitas,” paparnya.
Karena itu, kata Rosmanidar, hutan mangrove Indonesia perlu dikelola sebagai kawasan konservasi sekaligus daerah ecotourism dengan fasilitas yang memadai agar dapat menarik pengunjung. Sebagai bentuk kepedulian dari permasalahan tersebut, PT Suveyor Indonesia tergerak untuk memberikan bantuan berupa pembangunan toilet yang layak di Kawasan Mangrove Center.
Apalagi salah satu kawasan iconic Balikpapan ini memiliki potensi wisata yang besar untuk menarik wisatawan domestik hingga mancanegara untuk dapat menikmati keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya.
"Diharapkan penyaluran program Bina Lingkungan di Mangrove Center ini dapat memajukan pariwisata Balikpapan; fasilitas memadai secara langsung akan berdampak terhadap kenyamanan masyarakat dalam berwisata, " ujar Rosmanidar yang didampingi Kepala PKBL PTSI, Arief Wardhana dan Kepala Cabang PTSI Balikpapan, Fitri Agungnugroho.
Ia berharap dengan bantuan ini, masyarakat bisa merasakan menfaat secara berkeberlanjutan atas fasilitas yang diberikan di mangrove.
Ketua Mangrove Center, Agus Bei mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh PT Surveyor Indonesia. Baik berupa penanaman 6.000 pohon mangrove, pembangunan sarana edukasi terbuka di kawasan Mangrove Center, dan kini sarana toilet umum.
Bantuan yang diberikan ini juga mendapatkan sambutan baik dari Pemerintah Balikpapan karena telah membantu pemerintah dalam penyediaan fasilitas umum di salah satu kawasan wisata dan edukasi yang penting di Balikpapan.
Usai peresmian, di akhir acara dilanjutkan dengan trip bersama mengelilingi kawasan Mangrove Center. Saat berkeliling, sesekali terlihat sekelompok Bekantan yang tengah bermain di balik rindangnya pepohonan mangrove. Rosmanidar berharap agar pengelolaan kawasan wisata ini dapat dilakukan secara maksimal karena sarana infrastruktur dan prasarana sudah memadai.
“Semoga Mangrove Center ini dapat memberi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat sekitar seperti pemanfaatan SDM kreatif untuk pengembangan dunia pendidikan dan jasa wisata,” harap Rosmanidar.