EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk meraih laba bersih sebesar Rp 179,85 miliar pada semester pertama tahun ini. Perolehan itu naik 69,98 persen year on year (yoy) dari capaian laba bersih di periode sama tahun lalu sebesar Rp 105,81 miliar.
Direktur Keuangan Wijaya Karya Bangunan Gedung Abiprayadi Riyanto mengatakan, peningkatan laba bersih itu didorong oleh pertumbuhan pendapatan di semester I 2018 namun tidak termasuk proyek kerjasama operasi atau KSO. Pendapatan tersebut tumbuh Rp 2,4 triliun atau naik 83,21 persen dari realisasi pendapatan di periode sama 2017 sebesar Rp 1,31 triliun.
"Pertumbuhan laba tersebut berasal dari pendapatan di sektor konstruksi pemerintah sebesar 14,7 persen, BUMN 15,1 persen, serta swasta 70,2 persen," kata Abiprayadi melalui siaran pers, Selasa, (31/7).
Adapun kas dan setara kas per 30 Juni 2018 sebesar Rp 1,27 triliun, lalu total ekuitas senilai Rp 1,85 triliun, serta total aset sebesar Rp 5,35 triliun. Terkait cash flow, perusahaan berkode saham WEGE ini membukukan arus kas dari aktivitas operasi mencapai Rp 322,35 miliar per 30 Juni 2018. Angka itu berasal dari pencairan piutang serta pembayaran uang muka dari pelanggan.
Pertumbuhan revenue dan laba bersih, kata dia tumbuh cukup signifikan di semester pertama ini. "Dengan rasio Net Profit Margin (NPM) sebesar 7,48 persen dan arus kas operasi perusahaan yang positif. Ditambah rasio hutang (DER) yang rendah di bawah 2X, maka mencerminkan fundamental WEGE sehat dan tumbuh,” katanya.
Menurut Direktur Utama WEGE Nariman Prasetyo menyebutkan, capaian kontrak yang dihadapi atau Order Book hingga pekan ketiga Juli 2018 sebesar Rp 11,97 triliun. Angka itu telah mencapai 72,11 persen dari target Order Book di 2018 sebesar Rp 16,6 triliun atau naik 19,46 persen dari realisasi order book periode sama tahun lalu sebesar Rp 10,02 triliun.
Perolehan ini belum termasuk rencana perolehan kontrak baru senilai Rp 2,1 triliun di Juli ini. “Kami yakin kontrak proyek tersebut akan kami peroleh karena penawaran kami sudah menjadi yang terendah," ujar Nariman optimistis.