Kamis 09 Aug 2018 06:42 WIB

Permintaan Melambat, Harga Minyak Melemah

Impor minyak mentah Cina mengalami penurunan.

Red: Friska Yolanda
Ilustrasi kilang minyak
Foto: AP Photo/J David Ake
Ilustrasi kilang minyak

EKBIS.CO,  NEW YORK -- Harga minyak jatuh sekitar tiga persen pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Pelemahan harga minyak didorong oleh sengketa perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina yang terus berlanjut. Data impor Cina menunjukkan perlambatan permintaan energi.

Patokan internasional, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober merosot 2,37 dolar AS atau 3,17 persen, menjadi menetap di 72,28 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara itu, minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun 2,23 dolar AS atau 3,22 persen, menjadi ditutup pada 66,94 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Cina menerapkan tarif tambahan sebesar 25 persen pada impor senilai 16 miliar dolar AS atas barang-barang AS. Tarif tersebut berlaku untuk barang mulai dari bahan bakar dan produk baja hingga mobil dan peralatan medis.

Perang dagang kedua negara ini telah mengguncang pasar global. Investor khawatir perlambatan potensial dari dua ekonomi terbesar dunia itu akan memangkas permintaan untuk komoditas.

"Perang perdagangan AS-Cina akan memburuk dan dampaknya terhadap harga minyak akan bertahap sesuai perkembangan situasi," kata Abhishek Kumar, analis energi senior di Interfax Energy di London.

Impor minyak mentah Cina sedikit pulih pada Juli setelah mencatat dua penurunan bulanan berturut-turut. Meksipun demikian, permintaannya tetap rendah karena berasal dari kilang-kilang independen yang lebih kecil.

Pengiriman ke pengimpor minyak mentah terbesar dunia bulan lalu naik menjadi 8,48 juta barel per hari dari 8,18 juta barel per hari setahun sebelumnya dan 8,6 juta barel per hari pada Juni. Namun, impor Juli masih yang terendah ketiga sejauh tahun ini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement