EKBIS.CO, JAKARTA -- Kenaikan suku bunga yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) tidak berdampak pada pencapaian satu juta rumah. Sebab, pemerintah berfokus pada rumah subsidi atau rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
"Aturannya BI yang repo rate itu mau berapa saja tidak pengaruh ke Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)," ujar Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Lana Winayanti dalam konferensi pers di Media Center Kementerian PUPR, Kamis (23/8).'
Suku bunga FLPP saat ini berada di angka lima persen. Angka tersebut lebih rendah dari suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) FLPP yang dulu mencapai 7,25 persen. Hal berbeda dialami masyarakat non-MBR.
Baca juga, 'Kenaikan Suku Bunga Bikin Investor Betah'
Ia melanjutkan, dalam program satu juta rumah ini, pemerintah hanya terfokus kepada MBR. Bagi masyarakat yang menggunakan fasilitas nonsubsidi mengikuti kebijakan dari masing-masing bank.
Seperti diketahui, dari program satu juta rumah yang dibangun pemerintah, ada porsi untuk non-MBR. Namun mereka yang mengambil rumah non )-MBR tersebut memilih KPR komersial.
"KPR komersial akan lebih terpengaruh dengan kebijakan BI dan OJK," katanya.
Untuk diketahui, capaian program satu juta rumah per 20 Agustus 2018 sebanyak 582.638 unit, 68 persen untuk MBR dan 32 persen non-MBR. Direktur Jenderal Penyedia Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid mengatakan, targetnya dalam satu bulan ada 100 ribu hingga 125 ribu unit rumah.
"Target smpai akhir Agustus 610 ribu," katanya. Sementara target program satu juta rumah pada 2018 ini sebesar 1,2 juta unit.