EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) masih merampungkan data beras nasional untuk menjadi acuan negara terkait posisi stok juga potensi lahan panen. Nantinya, data ini bisa menjadi acuan pemerintah dalam mengambil kebijakan ekspor impor beras.
Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan BPS, Hermanto menjelaskan BPS bekerja sama dengan BPPT untuk menyelesaikan data beras nasional. Hermanto menjelaskan, proyek yang dikerjakan sejak Januari ini harapannya dalam waktu dekat bisa diselesaikan.
"Kita masih melakukan pengamatan dan pendataan. Setiap bulan, dan musim tanam serta panen sedang kita kaji," ujar Hermanto saat dihubungi Republika, Senin (27/8).
Hermanto menjelaskan pengamatan ini dilakukan oleh BPS di 198.792 titik pengamatan. Hermanto menjelaskan ada sekitar 22.088 segmen lahan yang menjadi penelitian BPS beserta BPPT terkait potensi lahan padi.
"Kita memakai metode sample area. Untuk tahun 2018 ini, kita spesifik untuk melihat pertanaman termasuk potensi luas panen dimulai sejak Januari kemarin," ujar Hermanto.
Hermanto menjelaskan memang sudah ada data sementara yang dipegang oleh BPS. Sebab, pengamatan yang dilakukan BPS paling tidak sudah mengantongi data sementara pertengahan tahun. Namun, data tersebut belum bisa dirilis sebab, hal tersebut tidak bisa menggambarkan secara utuh kondisi potensi lahan.
"Melihat data kan, harus utuh, dalam satu periode. Jadi, kita masih amati," ujar Hermanto.
Hermanto berharap dengan adanya data nasional beras ini negara memiliki data potensi lahan panen yang lebih obyektif. Apalagi, sampel diambil dari seluruh wilayah Indonesia.
"Insyaallah nanti kita punya data potensi lahan panen yang sangat obyektif," ujar Hermanto.