EKBIS.CO, JAKARTA -- Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (Aptri) meminta pemerintah untuk menghentikan impor gula baik rafinasi maupun konsumsi. Menurut Sekretaris Jenderal Aptri Nur Khabsyin, pasokan Gula Kristal Putih (GKP) atau gula konsumsi hingga akhir tahun jauh melebihi tingkat permintaan dari konsumen.
"Petani sangat dirugikan karena gula petani saat ini menumpuk di gudang-gudang pabrik gula kurang lebih 600 ribu ton," kata Nur usai bertemu dengan Menko Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Rabu (29/8).
Nur menjelaskan, akibat impor gula berlebih, gula petani hanya ditawar pedagang seharga Rp 9.100 hingga Rp 9.200 per kilogram (kg).
Pada musim giling 2016, gula petani laku rata-rata Rp 11.500 per kg. Kemudian, pada 2017 harga gula petani turun dengan rata-rata sebesar Rp 9.800 per kg.
Dia mengatakan, proyeksi persediaan gula konsumsi pada 2018 berlebih. Ia menjelaskan, sisa stok gula tahun lalu adalah sebesar 1 juta ton ditambah dengan rembesan gula rafinasi sebesar 800 ribu ton. Hal itu ditambah lagi dengan impor gula konsumsi yang diproyeksi mencapai 2,3 juta ton dan produksi gula 2018 sebesar 2,1 juta ton.
"Artinya total ada gula GKP sebanyak 6,2 juta ton. Kebutuhan GKP tahun ini 2,7 sampai 2,8 juta ton sehingga ada kelebihan gula 3,5 juta ton," katanya.