EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto meminta pemerintah untuk mewaspadai potensi inflasi dari komponen harga pangan bergejolak. Ia mengatakan, inflasi komponen tersebut mencapai 4,97 persen (year on year/yoy) pada Agustus 2018 meski terjadi deflasi 1,24 persen (month to month/mtm).
"Harga pangan perlu diwaspadai untuk bisa mencapai target inflasi," kata Suhariyanto di Jakarta, Senin (3/9).
Suhariyanto mengatakan, harga beras medium di penggilingan pada Agustus 2018 sebesar Rp 9.172 per kilogram atau turun 0,28 persen dibandingkan Juli 2018. Kendati demikian, harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 3,05 persen menjadi Rp 4.744 per kilogram. Begitu pula dengan GKP di tingkat penggilingan naik 3,27 persen menjadi Rp 4.870 per kilogram.
"GKP naik ini perlu diwaspadai karena ini menunjukkan stok di daerah mulai berkurang," kata Suhariyanto.
Suhariyanto mengingatkan pemerintah untuk tetap menjaga inflasi dari kelompok harga pangan. Hal itu karena, katanya, dalam beberapa bulan terakhir beberapa komoditas bergerak liar seperti harga daging dan telur ayam.
Kelompok harga pangan pada Agustus 2018 mengalami deflasi sebesar 1,1 persen (mtm). Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi yaitu telur ayam ras sebesar 0,06 persen, bawang merah sebesar 0,05 persen, daging ayam ras, bayam, cabai merah, dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,02 persen, dan ikan segar, jengkol, kangkung, kentang, sawi hijau, tomat sayur, jeruk, dan bawang putih masing-masing sebesar 0,01 persen. Sementara, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah timun sebesar 0,01 persen.
Baca: BPS: Agustus 2018 Terjadi Deflasi 0,05 Persen