EKBIS.CO, JAKARTA -- Harga beras tidak selalu bergantung pada harga gabah di tingkat petani. Antara keduanya diakui pengamat pertanian Khudori memiliki hubungan asimetris.
Ia menjelaskan, harga gabah yang tinggi biasanya akan ditransisikan dengan cepat dalam bentuk harga beras yang tinggi. "Nah sebaliknya harga gabah yang rendah tidak selalu diikuti penurunan harga beras," katanya kepada Republika, Rabu (5/9).
Ia menambahkan, harga gabah yang tinggi saat ini karena panen gadu. Rendahnya produksi turut menjadi penyebab tingginya harga gabah yang berdampak pada tingginya harga beras.
"Mestinya ya karena kualitas berasnya juga kan lebih bagus," ujar dia.
Menurutnya, jika harga gabah rendah bisa karena efek Harga Eceran Tertinggi (HET). Ketika pemerintah menetapkan HET beras, pelaku usaha melakukan perhitungan ulang ke belakang, ke titik-titik rantai pasok agar marginnya tetap masuk.
Dengan kondisi seperti itu, pengusaha akan menentukan harga beli gabah di tingkat produsen agar tetap untung. Dengan begitu, potensi harga gabah tertekan ke bawah sangat besar.