EKBIS.CO, JAKARTA -- Ekosistem halal menjadi salah satu tujuan Indonesia dalam mengembangkan bisnis syariah. Fokus utamanya adalah dengan meningkatkan berbagai layanan berbasis syariah mulai dari fashion, kuliner, akomodasi, pendidikan hingga pariwisata.
Sebagai langkah konkret, BNI Syariah mengadakan BNI Syariah International Islamic Expo. Ketua penyelenggara BNI Syariah International Islamic Expo 2018, Joko Asmoro mengatakan gelaran yang memasuki tahun ke-13 ini melibatkan 140 perusahaan domestik dan internasional dari berbagai bidang penunjang bisnis syariah.
Joko berharap gelaran ini dapat menjadi satu pintu untuk semua pihak menemukan tujuannya dalam ekosistem halal. Pengunjung dapat mencari perusahaan terpercaya untuk umrah dan wisata halal. Perusahaan dapat mencari peluang kerjasama dengan peserta lainnya baik dalam maupun luar negeri.
Sebanyak 58 perusahaan luar negeri hadir dalam expo, dari negara Timur Tengah, ASEAN, Eropa dan Asia Tengah. Acara yang akan diselenggarakan selama tiga hari pada 21-23 September ini akan menjadi wadah untuk kerjasama bussiness to bussiness (B2B) antara perusahaan dalam dan luar negeri.
Perusahaan yang hadir mencakup semua bidang. Mulai dari penyedia visa, katering, hotel, transportasi, telekomunikasi, paket wisata, dan akomodasi lainnya. Sementara, 25 perusahaan dalam negeri merupakan penyelenggara haji dan umrah resmi terdaftar di pemerintah yang juga menyediakan paket wisata halal.
Selain itu, sebanyak 45 perusahaan lainnya bergerak di sektor kuliner, kosmetik, fashion, maskapai dan penunjang ekosistem halal lain. Seperti Shafira dibidang fashion, Zoya dibidang kosmetik, Garuda Indonesia, Saudia dan Flynass untuk transportasi.
Target besar
Ketua penyelenggara BNI Syariah International Islamic Expo 2018 Joko Asmoro, Direktur Bisnis Komersial BNI Syariah Dhias Widhyati (kanan ke kiri) dalam konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (12/9).
Sebagai penyedia layanan transaksi utama selama penyelenggaraan, BNI Syariah targetkan transaksi sebesar Rp 50-60 miliar melalui jasa perbankan. Mencakup seluruh pendapatan yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), pembiayaan, dan transaksi bank lainnya.
Termasuk diantaranya penambahan nasabah maupun transaksi bisnis yang melibatkan masyarakat dan pelaku bisnis. Direktur Bisnis Komersil BNI Syariah, Dhias Widhiyati menyampaikan target tersebut termasuk penambahan 2.000 nasabah baru senilai Rp 4 miliar. BNI Syariah mengerahkan empat kantor cabang per hari penyelenggaraan untuk melayani jasa perbankan.
Selain itu, target meliputi transaksi tenant atau perusahaan peserta expo seperti travel umrah yakni melalui pembiayaan. Sementara bagi pengunjung atau customer, BNI Syariah menyediakan layanan pembiayaan tanpa agunan. Dari situ diharapkan dapat mencapai target Rp 40 miliar.
BNI Syariah saat ini fokus untuk meningkatkan pembiayaan tak hanya haji dan umrah, tapi juga pariwisata halal. Hingga September 2018, tercatat 120 travel yang telah bekerja sama untuk transaksi keuangannya.
Sementara untuk pariwisata halal, BNI Syariah telah menyediakan rantai layanan keuangan syariah untuk tujuan wisata Nusa Tenggara Barat. Mulai dari pembiayaan wisata tanpa agunan hingga keuntungan jika transaksi di toko-toko suvenir di destinasi tujuan.
"Kolaborasi-kolaborasi ini terus dikembangkan, kami harap destinasinya bertambah dalam waktu dekat," kata Dhias.
Pemilihan khusus NTB karena telah ditetapkan menjadi tujuan wisata halal terbaik di dunia. Kementerian Pariwisata Indonesia juga menetapkan 10 rekomendasi destinasi wisata halal Indonesia, yakni Lombok, Jakarta, Batam, Aceh, Jawa Barat, Yogyakarta, Sumatera Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.
Dalam acara pada 21 September, BNI Syariah juga akan meluncurkan kampanye nasional Indonesia Berhaji. BNI Syariah mengajak segenap masyarakat untuk mempersiapkan keberangkatan haji selagi muda mengingat masa tunggu ibadah haji semakin panjang.
Nasabah BNI Syariah juga dapat memiliki Kartu Haji dan Umrah Indonesia apabila membuka rekening tabungan BNI iB Baitullah Hasanah. Kartu ini berfungsi sebagai alat transaksi yang dapat digunakan di tanah suci.
Dhias mengatakan data per Juni 2018 mencatat total dana tabungan BNI Baitullah iB Hasanah sebesar Rp 1,4 triliun. Jumlah ini meningkat 34 persen dibandingkan periode Juni 2017 yaitu sebesar Rp 1,058 triliun.
Ia mengatakan pencapaian tahun ini sebenarnya sudah melampaui target Rp 1,5 triliun. Saat ini pencapaian berada di posisi 105 persen. Pada Desember 2017, tabungan haji mencapai 499.933 akun dengan nilai Rp 1,28 triliun.
Pada Agustus 2018, jumlah nasabah meningkat menjadi 564.700 akun dengan nilai Rp 1,5 triliun. Pertumbuhannya mencapai 18 persen. Dhias mengatakan pencapaian melampaui target merupakan hasil dari gencarnya promosi sadar berhaji di seluruh daerah.
"Dengan adanya kampanye nasional Indonesia berhaji, kami harap dapat meningkatkan kesadaran untuk berhaji," kata dia.
Salah satu penyelenggara perjalanan haji, umrah dan wisata halal, Permata Bakkah Mukaromah Tour and Travel berharap acara ini dapat menghubungkan semua pelaku bisnis untuk bersama memajukan wisata Muslim. Mulai dari haji, umrah dan wisata halal.
CEO travel Permata, Ryadi Santoso menargetkan 500-1.000 paket terjual selama penyelenggaraan termasuk untuk semua paket yang ditawarkan. Paket umrah ditawarkan dengan biaya Rp 21 juta hingga Rp 31 juta.
Sementara untuk wisata halal dalam negeri, salah satu paket yang ditonjolkan yakni ziarah walisongo. Paket dengan jalan darat selama sekitar 10 hari ini memulai perjalanan dengan bus dari Cirebon, Yogyakarta hingga Madura dan gratis Bali.
Harga yang ditawarkan yakni Rp 2,5 juta. Perjalanan dikemas dengan memadukan unsur religi dan wisata. Selain itu dijamin sesuai dengan syariah dan halal. Sementara paket ke Lombok dibanderol seharga Rp 4-5 juta. Ryadi menambahkan wisata halal terjual sekitar 2.000 paket setiap tahunnya dan selalu naik. Tahun ini dia menargetkan peningkatan 50 persen.
"Namun untuk Lombok ini masih ditahan karena pascabencana, meski demikian peminatnya sangat tinggi," kata dia.